Kasus Corona (COVID-19) di Indonesia terus bertambah. Diduga sebuah acara seminar di Bogor, Jawa Barat, menjadi salah satu episentrum penularan virus Corona. Pasien Corona dari seminar ini pun kemudian dirawat di Solo hingga Samarinda.
Sebuah acara seminar di Bogor menjadi sorotan setelah salah satu pesertanya dinyatakan positif Corona meninggal dunia di RSUD dr Moewardi, Solo. Lima hari kemudian, satu pasien lain dari 'seminar Bogor' juga meninggal dunia.
Virus Corona ini ternyata juga menulari peserta lain yang dirawat di RSUD AW Sjahranie, Samarinda. Hingga kini, nama acara seminar di Bogor ini belum diungkap ke publik.
Berikut ini adalah rangkaian daftar pasien Corona yang memiliki riwayat seminar di Bogor berdasarkan wilayah pasien dirawat:
Solo, Jawa Tengah
Ada enam pasien positif Corona yang dirawat di RSUD dr Moewardi, Solo. Keenam pasien ini semuanya memiliki riwayat dalam sebuah seminar di Bogor.
Dua di antara enam pasien tersebut telah meninggal dunia. Pasien pertama meninggal pada Rabu (11/3/2020) dan dimakamkan di Magetan.
Dia adalah seorang pria berusia 59 tahun. Dia tidak memiliki riwayat ke luar negeri, tetapi sempat mengikuti seminar di Bogor pada 25 hingga 28 Februari. Dia mulai mengeluhkan gejala batuk-pilek pada 29 Februari.
"Dia habis pulang seminar di Bogor, kebetulan keduanya peserta seminar di Bogor tanggal 25 sampai 28 Februari. Tanggal 29 mulai pilek-batuk, ke dokter, kemudian masuk karena keperburukan paru cepat, masuk observasi. Dibawa ke RSUD dr Moewardi, masuk PDP," jelas dokter spesialis paru RSUD dr Moewardi, dr Harsini, Kamis (12/3).
Merespons peristiwa ini, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menetapkan Solo berstatus kejadian luar biasa (KLB) pada Jumat (13/3).
Selang lima hari setelah meninggalnya pasien pria 59 tahun itu, satu pasien Corona lain meninggal di RSUD dr Moewardi. Dia adalah seorang perempuan berusia 49 tahun asal Wonogiri.
"Benar, warga kami positif COVID-19, kemudian meninggal tadi petang sekitar pukul 18.00 WIB di RSUD dr Moewardi, Solo," ungkap Bupati Wonogiri Joko Sutopo kepada wartawan melalui telepon, Rabu (18/3/2020).
Joko mengatakan pasien tersebut merupakan warga Kecamatan Jatipurno. Dia termasuk dalam klaster yang ikut ke Bogor, Jawa Barat. Warga tersebut pulang dari Bogor pada 29 Februari 2020.
"Yang bersangkutan merasakan gejala demam-pilek sekitar 3 Mei, kemudian memeriksakan diri ke sebuah klinik, berlanjut ke rumah sakit. Lalu dirujuk ke (RSUD dr) Moewardi sejak 13 Maret lalu," terang Joko.
Melihat dua pasien Corona di Solo sudah meninggal dua orang, Gubernur Jateng Ganjar mengaku telah berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk melakukan penelusuran/tracking.
"Harus tanya ke seminarnya di Bogor, kok banyak yang tertular. Koordinasi Dinas kesehatan Jawa Tengah dan Jawa Barat agar bisa dilakukan tracking cepat," jelasnya.
Ganjar juga meminta semua pihak yang berhubungan dengan seminar itu melapor untuk mempercepat penanganan. "Boleh dong melapor, siapa saja, dari hotelnya melaporkan dan ini kita harapkan nantinya kita bisa melakukan penelusuran dengan cepat," kata Ganjar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Jokowi Instruksikan 'Rapid Test' Corona dalam Cakupan Besar: