Desa Wisata Panglipuran, Bali, ditutup dari kunjungan wisatawan untuk sementara. Hal itu untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19).
Ketua Pengelola Desa Wisata Panglipuran, I Nengah Moneng, mengatakan masyarakat setempat khawatir atas isu-isu Corona yang merebak. Atas dasar itu, kata dia, pihaknya mengambil sikap untuk menutup sementara.
"Kami dari pengelola wisata itu kan masyarakat banyak yang tidak mau menerima orang menginap, termasuk melakukan atraksi. Kemudian di samping itu juga masyarakat lainnya itu kan sangat khawatir dengan isu-isu memang sedang berkembang secara global. Akhirnya kami mengambil inisiatif melaporkan kepada Jero Bendesa Adat agar kita mengambil sikap karena yang statusnya pemilik dari desa pariwisata itu kan desa adat," kata I Nengah Moneng kepada detikcom saat dihubungi, Selasa (17/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut keputusan itu merupakan hasil rapat pihak desa adat dengan pengelola. Menurutnya, dari beberapa pilihan yang diajukan, pemberlakuan tidak menerima wisatawan ini merupakan langkah yang paling tepat.
"Kami kan pengelolanya, itu kami waktu membuka acara kami membuka kesempatan pertama untuk menyampaikan permasalahan, yang dibuka oleh Bendesa kami menyampaikan beberapa pilihan, pilihan pertama tetap berjalan seperti biasa tetapi kami dari awal sudah menyiapkan semacam alat-alat untuk memproteksi petugas kami dari penyakit itu misalnya masker, hand sanitizer, dan penyemprotan, tapi beli nggak dapat-dapat. Jika tetap jalan kami sudah siapkan itu dan juga mengedukasi kepada petugas kami," jelas Nengah.
"Akhirnya pilihan kedua apakah ditutup, kan gitu? Pilihan ketiga membuka terbatas, dari berbagai penjelasan akhirnya dengan rapat yang cukup alot diputuskan dipilih tidak menerima kunjungan wisatawan," tambahnya.
Nengah menyebut penutupan akan dimulai pada (18/3) hingga (30/3). Saat ini, kata dia, pengelola dan pihak desa adat sudah menerjunkan pecalang (petugas keamanan desa adat di Bali) untuk berjaga.
"18 Maret sampai tanggal 30. Sekarang hanya ada pecalang yang berjaga," imbuh Nengah.
(fas/fas)