Sebanyak 49 TKA dari Henan, China memasuki wilayah Kabupaten Konawe untuk bekerja pada perusahaan smelter yakni PT VDNI. Bupati Konawe, Kerry Saiful Konggoasa, mengimbau masyarakat di sekitar kedatangan TKA China tidak lakukan interaksi.
"Kurangi interaksi dengan mereka (TKA) kalau tidak penting, tidak usah keluar rumah," kata Kerry, Selasa (17/3/2020).
Kerry juga mengaku sedikit khawatir, apalagi para TKA yang bekerja di PT VDNI biasanya tinggal di sekitar warga. Dia lantas mengungkapkan sejak awal dirinya telah meminta pihak perusahaan untuk menyetop pengiriman WNA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka (TKA lama) ini berbaur dengan warga," ujarnya.
"Dari awal kan saya sudah bilang, tapi nanti dikatakan lagi jika bupati bikin resah," imbuhnya.
Sebanyak 49 TKA China itu berasal dari wilayah Henan. Pada 29 Februari, mereka tiba di Thailand. Mereka dikarantina di Negeri Gajah Putih hingga 15 Maret 2020, lalu mendapat sertifikat sehat.
Mereka tiba di Bandara Soekarno-Hatta setelah selesai dikarantina, yaitu pada 15 Maret. Setiba di Indonesia, mereka kemudian menjalani pemeriksaan oleh Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta. KKP lalu menerbitkan kartu kewaspadaan kesehatan pada setiap orang di rombongan tersebut. Petugas Imigrasi lalu memberi mereka izin tinggal.
Di hari yang sama, mereka terbang ke Kendari, Sulawesi Tenggara. Mereka menggunakan maskapai Garuda kode penerbangan GA696.
"Warga Negara Tiongkok tersebut masih memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tenggara Sofyan kepada wartawan, Senin (16/3/2020).
(zap/zap)