Kendari -
Tanda pagar atau tagar copot Kapolda Sultra ramai di linimasa Twiiter gegara video viral soal WNA asal China yang tiba Bandara Haluoleo, Kendari. Kapolda Sultra Brigjen Merdisyam mengaku fokus untuk penanganan kasus Corona.
"Kami mencoba bersama-sama stakeholder untuk fokuskan langkah-langkah ke depan penanganan isu penyebaran corona," kata Merdisyam di Ruang Media Center Humas Polda Sultra, Selasa (17/3/2020).
"Tentunya di media massa menjadi pembicaraan, makanya saya berikan penjelasan secara resmi," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia tidak ingin mengambil pusing terkait tranding yang menginginkan dirinya dicopot. Menurutnya, masing-masing memiliki tugas dan fungsi masing-masing.
"Mudah-mudahan masyarakat bisa bijak karena kita menghadapi situasi yang serius," tuturnya.
Brigjen Merdisyam sebelumnya membenarkan soal kedatangan WNA tersebut. Merdisyam menyebut mereka merupakan tenaga kerja asing dari perusahaan tambang.
"Kami sudah lakukan pengecekan langsung, iya benar mereka (TKA) dari perusahaan smelter yang ada di Sultra," katanya saat dimintai konfirmasi detikcom, Minggu (15/3/2020).
Merdisyam menyebut puluhan TKA itu bukan dari Cina, melainkan dari Jakarta. Merdisyam mengatakan mereka dari Jakarta dalam rangka memperpanjang visa.
"Mereka kembali dari memperpanjang visa di Jakarta," ujarnya.
Sementara, keterangan berbeda diperoleh dari Kemenkum dan HAM Sultra. Para TKA disebutkan awalnya terbang dari China ke Thailand, dikarantina, lalu terbang ke Jakarta.
Sebanyak 49 TKA China itu berasal dari wilayah Henan. Pada 29 Februari, mereka tiba di Thailand. Mereka dikarantina di Negeri Gajah Putih hingga 15 Maret 2020, lalu mendapat sertifikat sehat.
Mereka tiba di Bandara Soekarno-Hatta setelah selesai dikarantina, yaitu pada 15 Maret. Setiba di Indonesia, mereka kemudian menjalani pemeriksaan oleh Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta. KKP lalu menerbitkan kartu kewaspadaan kesehatan pada setiap orang di rombongan tersebut. Petugas Imigrasi lalu memberi mereka izin tinggal.
Di hari yang sama, mereka terbang ke Kendari, Sulawesi Tenggara. Mereka menggunakan maskapai Garuda kode penerbangan GA696.
"Warga Negara Tiongkok tersebut masih memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tenggara Sofyan kepada wartawan, Senin (16/3/2020).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini