Deputi BIN Ungkap Permodelan Puncak Corona, Jokowi: Kita Sudah Berhitung

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memimpin rapat soal pusat data nasional — Presiden Jokowi (Andhika/detikcom)

Jakarta -

Deputi V BIN Afini Boer mengatakan puncak penyebaran infeksi virus Corona diprediksi terjadi 60-80 hari sejak pertama kali diumumkan atau pada April-Mei saat memasuki bulan Ramadhan berdasarkan permodelan yang dilakukan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pemerintah sudah menyiapkan langkah antisipasi.

"Saya kira sudah saya sampaikan minggu lalu bahwa dari RS Pemerintah sebanyak 132 ditambah dengan 109 RS dari RS TNI, ditambah 65 RS dari Polri, ditambah RS dari BUMN," kata Jokowi melalui video yang disiarkan Sekretariat Presiden di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020).

Jumlah RS yang bisa digunakan itu masih dihitung lagi. Namun, Jokowi menegaskan semua akan dikerahkan untuk menghadapi Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini masih dikalkulasi lagi, kalau tidak cukup kita juga akan libatkan RS swasta, semua kita kerahkan," ujarnya.

Tidak hanya itu, Jokowi menegaskan telah memerintahkan Menteri Perdagangan, Menko Perekonomian, hingga Bulog untuk menjaga stok barang dan sembako.

"Kita sudah berhitung dengan puncak itu, saya sudah perintahkan Menko Perekonomian, Mendag, Bulog untuk menjaga agar stok barang, terutama sembako, itu tersedia dan siap terutama melalui Bulog, baik itu melalui beras, bawang putih, gula, semua sudah disiapkan," ujarnya.

Sebelumnya, Deputi V BIN Afini Boer mengungkap permodelan yang dibuat pemerintah terkait penyebaran virus Corona. Puncak penyebaran infeksi virus tersebut diprediksi terjadi 60-80 hari sejak pertama kali diumumkan atau pada April-Mei saat memasuki bulan Ramadhan.

"Jadi, kalau kita hitung-hitung, masa puncak itu mungkin jatuhnya di bulan Mei, berdasarkan permodelan ini. Bulan puasa, bulan puasa," kata Afini dalam diskusi 'Bersatu Melawan Corona' di Little League, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (13/3).

Afini juga mencontohkan permodelan yang ada di China dan Inggris. Untuk kasus di Indonesia, permodelan dibuat sesuai data-data terkait Corona yang sudah ada.

"Di Indonesia sebetulnya bekerja sama dengan beberapa pihak, itu sama juga membuat permodelan dari data yang sudah ada. Dari permodelan yang ada, kita memperkirakan bahwa masa puncak di Indonesia itu akan berlaku 60-80 hari sejak infeksi pertama itu diumumkan tanggal 2 Maret," kata Afini.

Halaman 1 2

Selanjutnya