Deputi V BIN Afini Boer mengungkap permodelan yang dibuat pemerintah terkait penyebaran virus Corona. Puncak penyebaran infeksi virus tersebut diprediksi terjadi 60-80 hari sejak pertama kali diumumkan atau pada April-Mei saat memasuki bulan Ramadhan.
"Jadi, kalau kita hitung-hitung, masa puncak itu mungkin jatuhnya di bulan Mei, berdasarkan permodelan ini. Bulan puasa, bulan puasa," kata Afini dalam diskusi 'Bersatu Melawan Corona' di Little League, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (13/3/2020).
Afini juga mencontohkan permodelan yang ada di China dan Inggris. Untuk kasus di Indonesia, permodelan dibuat sesuai data-data terkait Corona yang sudah ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Indonesia sebetulnya bekerja sama dengan beberapa pihak, itu sama juga membuat permodelan dari data yang sudah ada. Dari permodelan yang ada, kita memperkirakan bahwa masa puncak di Indonesia itu akan berlaku 60-80 hari sejak infeksi pertama itu diumumkan tanggal 2 Maret," kata Afini.
Afini mengatakan data itu didapatkan dari permodelan yang dibuat dengan memperkirakan variabel yang terinfeksi dan yang sembuh. Selain itu, ada juga simulasi dari pemodelan itu yang telah dibuat beberapa minggu sebelumnya.
"Jadi itu adalah data simulasi yang kita buat. Pertama, suspected, infected, dan recovery. Kita hitung pergerakan mobilitas masyarakat di bandara dan sebagainya. Dengan menggunakan model itu, 60 hari puncaknya. Dengan data yang ada pada kita, simulasinya sudah kita buat beberapa minggu sebelumnya," jelas Afini.
"Dengan rumus matematika, kita memperkirakan dengan variabel suspected, infected, dan recovery, model menunjukkan akan masuk masa puncak di 60-80 hari," lanjut dia.
Tonton juga BIN Prediksi Puncak Wabah Corona Terjadi Saat Bulan Ramadhan :