Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi secara resmi menyatakan jika Kota Semarang meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan virus corona di wilayah Ibu Kota Jawa Tengah. Pemerintah Kota juga langsung membentuk Satuan Tugas atau Gugus Tugas yang secara intens akan dikomandoi oleh Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
"Gugus Tugas akan bergerak cepat mengantisipasi penyebaran dan pos informasi Covid-19. Salah satunya dengan melakukan tracking pada setiap pasien yang dinyatakan positif virus Corona untuk diteliti terkait dampaknya di Kota Semarang. Termasuk melakukan identifikasi dan pendataan warga Kota Semarang yang mempunyai histori perjalanan ke luar negeri atau wilayah lain yang terjangkit dalam kurun waktu 2 minggu ini," jelas Hendi dalam keterangan tertulis, Minggu (15/3/2020).
Selain itu, Hendi mengupayakan bisa menyiapkan anggaran tak terduga Rp 5 miliar, di samping anggaran penyediaan anti-septik yang dimiliki Dinas Kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dana tersebut akan digunakan untuk pembelian beberapa perlengkapan dan obat untuk pencegahan Covid-19 menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada di lapangan," tambahnya.
Ditekankan Hendi, dirinya beserta jajaran juga terus mendorong langkah setiap instansi untuk melakukan tindakan preventif sesuai kebutuhan dan lingkup kegiatannya masing-masing. Dicontohkannya seperti dengan melakukan penundaan sejumlah kegiatan yang melibatkan banyak masyarakat, pembersihan fasilitas umum seperti BRT Trans Semarang, juga pembersihan ATM maupun mesin finger print.
Untuk lingkungan sekolah Hendi menginstruksikan untuk meliburkan sekolah 14 hari ke depan, untuk dapat melakukan sterilisasi meja, kursi, dan alat permainan. Telah disepakati juga bantuan dari tenaga keamanan TNI-Polri sebagai tenaga untuk membantu kegiatan sterilisasi wilayah.
Lebih lanjut terkait dengan kapal pesiar yang ingin turun di Semarang, tidak bermaksud menyalahkan Hendi menjelaskan bahwa sudah ada komunikasi dengan KSOP. Dirinya juga telah menghubungi Sekda Provinsi Jateng agar tidak memaksakan kehadiran 24 kapal yang ingin bersandar di Semarang.
"Untuk kapal pesiar yang ingin turun di Semarang sebenarnya kebijakan Pemkot Semarang sudah jelas seperti Viking Sun yang tidak boleh bersandar. Setelah itu ada Albatros mau datang yang rapatnya diambil alih oleh Sekda Prov Jateng. Albatros belum sampai, tiba-tiba Columbus bersandar, yang kemudian kebijakan rapatnya menerima, walaupun saya sudah memberi masukan," pungkas Hendi.
(akn/ega)