Risma berharap situasi di Surabaya Bisa normal dan tidak lockdown. Karena jika lockdown akan berdampak besar bagi perekonomian masyarakat.
"Mudah-mudahan gak lah, kalau sudah lockdown ekonomi habis kita. Kita mencegah, jangan tersinggung kalau orang ndak mau salaman. Aku juga ndak mau salaman," kata Risma saat konferensi pers di Rumah Dinasnya, Minggu (15/3/2020).
Tak hanya itu, Risma menyebut tempat wisata di Surabaya juga masih dibuka. Begitu pula dengan pasar, tempat hiburan hingga pusat perbelanjaan. Namun, dia menyarankan agar disediakan hand sanitizer hingga tempat mencuci tangan.
Risma menambahkan Korea Selatan hingga kini juga tidak menerapkan lockdown. Namun, tetap bertahan karena disiplin dalam menerapkan pola hidup sehat.
"Korea Selatan membuktikan tak perlu lockdown tapi bertahan. Tapi kita harus disiplin menjaga pola hidup sehat dan bersih agar tak tertular," imbuhnya.
Selain itu, Risma juga menyarankan seluruh masyarakat disiplin menjaga diri jika bertemu dengan orang dari luar negeri. Begitu pula dengan masyarakat yang baru pulang dari luar negeri, harus dikarantina.
"Misalnya perjalanan luar negeri, umroh, habis ketemu orang asing, bolak balik tak suruh cuci tangan. Kalau dia sebaiknya dikarantina dulu. Mengkarantina diri," lanjut Risma.
Risma mengaku percaya jika warganya bisa menjaga diri dan menerapkan pola hidup sehat. Risma juga yakin masyarakat sudah paham untuk menunda kunjungan ke luar negeri, jika tak ada yang penting.
"Rasanya sudah kalau mau ke luar rasanya sudah pada tahu, cuma kalau terpaksa harus ke luar mau apa, tapi saya minta mengkarantina dulu," pungkasnya.
Tangkal Corona, Apakah Masker Sangat Berguna?:
(hil/iwd)