Hal-hal yang Sempat Bikin Heboh dari Sosok Roy Suryo

Hal-hal yang Sempat Bikin Heboh dari Sosok Roy Suryo

Ristu Hanafi - detikNews
Rabu, 11 Mar 2020 16:36 WIB
Roy Suryo
Roy Suryo (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Yogyakarta -

Mantan Menpora yang juga Wakil Ketua Umum (nonaktif) Partai Demokrat, Roy Suryo, mengajukan pengunduran diri dari Partai Demokrat. Kepada detikcom, Roy mengatakan akan kembali aktif di kampus yang membutuhkan posisi independen sebagai akademisi.

Nama Roy Suryo sendiri juga dikenal sebagai pemerhati multimedia atau telematika. Tak hanya itu, sosoknya tak jarang menjadi sorotan publik.

Seperti dirangkum detikcom, salah satunya tentang 'hutan' parabola di rumah Roy, Padukuhan Kutu Dukuh, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga soal isu menggondol barang Kemenpora.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini hal-hal yang menghebohkan dari sosok Roy Suryo:

ADVERTISEMENT

Roy Suryo yang Punya 'Hutan' Parabola di Rumahnya

Foto rumah Roy Suryo sempat viral di media sosial pada Desember 2019 lalu. Sebab, foto itu menunjukkan ada banyak parabola yang terpasang di rumah Roy Suryo.

Foto itu salah satunya diunggah di akun Instagram @mejakerjaku dengan sebagian caption:

"Gimana pendapatmu? Sebuah gambar yang memperlihatkan rumah yang diketahui milik Roy Suryo viral di media sosial Twitter."

Hal-hal yang Sempat Bikin Heboh dari Sosok Roy SuryoPenampakan parabola yang dipasang di rumah Roy Suryo di Sleman, Senin (16/12/2019). Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom

detikcom kemudian menyambangi rumah Roy di Sleman tersebut. Tampak di bagian atap rumah berlantai dua itu dipenuhi belasan parabola dengan berbagai ukuran. Jumlah parabola yang 12 unit.

Roy menjelaskan parabola-parabola itu sudah lama dipasang di rumahnya.

"Sebenarnya parabola-parabola itu sudah ada di rumah saya, semenjak sekitar 25 tahun lalu, lho," kata Roy melalui pesan singkat kepada detikcom, Senin (16/12/2019).

Roy justru mengaku heran mengapa 'hutan' parabolanya baru viral akhir-akhir ini. "Kok baru viral sekarang?" ujarnya.

Politikus Partai Demokrat itu menyebutkan parabolanya hingga kini masih aktif dan memiliki fungsi masing-masing. Setiap parabola, disebutnya, terhubung dengan berbagai satelit.

"Dan itu bukan hiasan atau dekorasi lho, karena semua (parabola yang dipasang di rumahnya) ada fungsinya. Semua parabola masih aktif sampai sekarang, tapi ada satu yang lagi diperbaiki mounting-nya karena antisipasi bahaya angin akhir-akhir ini," jelasnya.

"Fungsi (parabola) memang berbeda-beda, tergantung satelit dan data yang ada di dalamnya. Tetapi, dulu pertama kali yang dipasang memang parabola dengan LNB (low noise blockdown-converter) untuk siaran-siaran TV dan radio mancanegara, cuma sekarang fungsinya sudah banyak berkembang," ujarnya.

Hal-hal yang Sempat Bikin Heboh dari Sosok Roy SuryoPenampakan parabola yang dipasang di rumah Roy Suryo di Sleman, Senin (16/12/2019). Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom

Roy juga mengakui pemasangan parabola tersebut untuk mempermudah akses internet. Selain itu, ia memanfaatkan keberadaan satelit yang kebetulan berada di garis khatulistiwa.

"Banyak yang bertanya buat apa, saya senyum saja. Karena banyak data-data selain akses internet juga video dan audio. Intinya, semua satelit berada di garis khatulistiwa, dan kita beruntung berlokasi di bawahnya," ujar Roy.

Lalu berapa biaya yang dihabiskan Roy Suryo untuk memasang belasan parabola itu? Roy enggan menyampaikannya. Ia hanya menyebut pemasangan parabola memakai uang pribadi.

"Soal biaya, seperti biasa saya senyum saja, Mas. Soalnya, kan semua dipasang sendiri. Dan kalau soal (parabola yang) mahal dan tidak, saya sekali lagi (senyum) saja," ujarnya.

Laporkan Petinggi Sunda Empire ke Polda Metro Jaya

Roy Suryo kembali menjadi sorotan setelah mempolisikan petinggi kelompok Sunda Empire, Rangga Sasana, pada Januari 2020 lalu.

Roy Suryo membuat laporan polisi ke Polda Metro Jaya terkait dirinya yang disebut-sebut tidak mengerti sejarah oleh petinggi Sunda Empire, Rangga Sasana, dalam sebuah acara televisi. Selain itu, Roy melaporkan terkait informasi yang dibuat di Wikipedia yang diduga dilakukan oleh Sunda Empire.

Awalnya, Roy beberapa waktu lalu diundang bersama Rangga Sasana di salah satu acara di stasiun televisi swasta, ILC, di TV One. Dalam acara yang membahas sejarah, termasuk soal Sunda Empire, Roy disebut dituduh tidak mengerti sejarah oleh Rangga.

"Ketika saat live di salah satu stasiun TV pada hari Selasa malam di Hotel Borobudur, terjadi diskusi tentang kelahiran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan kemudian NATO. Yang bersangkutan mengatakan PBB dan NATO itu dilahirkan, didirikan, di Bandung di gedung Isola," kata Roy kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

"Kemudian yang bersangkutan malah mengatakan secara langsung kalau saya salah tidak mengerti sejarah. Karena dia nuduh saya nggak ngerti sejarah, dia ubah sejarah, dan inilah yang saya laporkan, itu intinya," sambungnya.

Hal-hal yang Sempat Bikin Heboh dari Sosok Roy SuryoFoto: Disebut Tak Paham Sejarah, Roy Suryo Polisikan Petinggi Sunda Empire (Samsudhuha W/detikcom)

"Ini fatal sekali karena Pakualaman itu berasal dari Jogja, merupakan bagian dari Keraton Yogyakarta, dan tidak berpihak kepada Belanda," jelas Roy.Dia menyebut hanya tertawa mendengar ucapan Rangga. Rangga juga menyebut institusi yang dia pegang, yakni Puro Pakualaman, bentukan Belanda. Menurutnya, hal itu salah karena Puro Pakualaman tidak berpihak kepada Belanda.

Isu Roy Suryo Gondol Barang Kemenpora

Dan yang menjadi kontroversi adalah isu Roy Suryo gondol barang Kemenpora. Pada tahun 2018 Roy Suryo pernah berselisih dengan Kemenpora. Pasalnya, kala itu berhembus isu soal Roy Suryo yang menggondol ribuan barang milik Kemenpora. Namun, akhirnya perselisihan ini sampai pada pungkasan cerita.

Bagaimana cerita perjalanan perselisihan antara Roy Suryo dan Kemenpora?

Pada bulan September 2018, beredar surat Kemenpora yang meminta Roy Suryo agar mengembalikan barang-barang milik negara. Barang-barang itu diduga telah digondol Roy Suryo saat masih menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) periode 2013-2014.

Tak tanggung-tanggung, total barang negara yang diminta dikembalikan sebanyak 3.226 unit. Tetapi Roy merasa kaget saat dikirimi lampiran list barang-barang yang harus dikembalikan, dari sendok hingga pompa air.

Roy Suryo tak percaya dengan list barang yang mesti dikembalikan itu. Namun, Kemenpora membenarkan soal list barang tersebut.

"Surat itu betul, bukan hoax. Asli tanda tangan saya," kata Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto saat dihubungi, Selasa (4/9/2018) lalu.

Gatot menjelaskan surat bernomor 5-2-3/SET.BIII/V/2018 itu dibuat pada 1 Mei 2018. Namun dia mengaku tak tahu-menahu mengapa surat ke Roy Suryo baru beredar dan heboh pada bulan September 2018.

Surat untuk Roy itu guna menindaklanjuti pemeriksaan tim Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hasil pemeriksaan BPK, menyebut ada 3.226 unit barang yang belum dikembalikan.

"Sudah ada yang dikembalikan tahun 2016 sebanyak (senilai) Rp 500 juta, sekarang barangnya ada di gudang kami. Tapi sisanya belum, makanya masih muncul di temuan BPK," sebut Gatot.

Hal-hal yang Sempat Bikin Heboh dari Sosok Roy SuryoFoto: Demo Roy Suryo di markas DPP Demokrat (Bil Wahid/detikcom)

Roy akhirnya angkat bicara terkait surat penagihan barang itu. Dia merasa difitnah, apalagi suratnya sudah beredar luas.

"Maaf setelah lama bersikap sabar dan mengalah terhadap kabar aset BMN (Barang Milik Negara, -red) Kemenpora sebanyak 3.226 unit yang disebut-sebutkan 'masih saya bawa (?)', padahal ini tidak benar sama sekali," kata Roy melalui pesan singkat saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (5/9/2018).

Dia lantas menunjuk pengacara untuk mengurusi persoalan ini. Pengacaranya, Tigor Simatupang, lalu menyiapkan data untuk melayangkan somasi kepada Kemenpora.

Penagihan barang oleh Kemenpora ini berbuah pencopotan Roy Suryo dari posisi Waketum Partai Demokrat. Roy diminta fokus menyelesaikan masalahnya dengan Kemenpora.

"Wanhor keluarkan rekomendasi dan sudah diterbitkan SK penonaktifan oleh Ketum dan Sekjen," ujar Ketua Dewan Kehormatan (Wanhor) PD Amir Syamsuddin kepada detikcom, Sabtu (15/9/2018).

Amir pun memberikan imbauan kepada Roy Suryo soal permasalahannya dengan Kemenpora. Ia meminta agar Roy segera menyelesaikan persoalannya itu.

Roy Suryo dan Kemenpora sempat akan melakukan mediasi. Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan mediasi tersebut merupakan usulan Menpora Imam Nahrawi. Mediasi rencananya akan dilakukan langsung Imam Nahrawi.

"Pak Menteri kemarin ada usul yang bagus, memerintahkan kepada kami, kepada saya, untuk segera mempertemukan Pak Menpora dengan Pak Roy Suryo. Jadi duduk bareng," ujar Gatot di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/9/2018).

Tapi melalui pengacaranya, Tigor Simatupang, Roy Suryo melayangkan somasi ke Kemenpora. Dia menuntut Kemenpora meminta maaf.

"Mereka harus klarifikasi ke media, jangan asal ngomong. Dia sebagai Sesmenpora jangan asal ngomong," ucap Tigor kepada wartawan di Kantor Menpora, Senayan, Jakarta, Selasa (3/10/2018).

Tigor merasa tidak pernah mendapat bukti Roy Suryo meminjam atau mengambil barang. Padahal, surat permintaan sudah dikirim sejak, Jumat (14/9).

Lama tidak terdengar kabarnya, kasus ini ternyata berlanjut ke meja hijau. Kemenpora mengajukan gugatan ke PN Jaksel. Namun, belakangan gugatan itu ternyata dicabut.

"Gugatan itu dicabut oleh penggugatnya," kata humas PN Jaksel, Achmad Guntur saat dihubungi detikcom, Selasa (18/6/2019).

Hal-hal yang Sempat Bikin Heboh dari Sosok Roy SuryoSesmenpora Gatot S Dewa Broto bersama pengacara Roy Suryo, Tigor Simatupang di Kemenpora, Rabu (11/9/2018). Foto: Bil Wahid-detikcom

Pada bulan Juni 2019 perselisihan Kemenpora dengan Roy Suryo sampai di pungkasan cerita. Menpora Imam Nahrawi mencabut gugatan atas Roy Suryo terkait ribuan aset negara yang belum dikembalikan. Atas pencabutan gugatan itu, Roy Suryo bersyukur.

"Meski saya benar-benar telah menjadi korban (yang sangat keji), namun saya memaafkan semua pihak yang terlibat termasuk para pem-bully," kata Roy dalam WA ke wartawan.

Halaman 2 dari 5
(rih/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads