Bicara Otsus, Jokowi Minta Cara Kerja Baru Untuk Lompatan Kesejahteraan Papua

Bicara Otsus, Jokowi Minta Cara Kerja Baru Untuk Lompatan Kesejahteraan Papua

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Rabu, 11 Mar 2020 14:51 WIB
jokowi, jokowi berbicara, jokowi bertemu sby, sby bertemu jokowi, jokowi sby, sby jokowi
Foto: Presiden Joko Widodo (Dok Biro Pers Setpres).
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas (ratas) terkait dana otonomi khusus Papua. Jokowi ingin ada cara kerja baru untuk lompatan kesejahteraan masyarakat Papua.

Ratas digelar di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020). Jokowi mulanya berbicara mengenai pemerataan pembangunan di sejumlah daerah.

"Saya ingin mengingatkan bahwa pemerataan pembangunan, khususnya percepatan pembangunan di wilayah Indonesia bagian timur baik itu Papua, Sulawesi, Maluku, dan NTT, harus terus menjadi fokus kerja kita. Ketertinggalan di wilayah-wilayah itu perlu mendapatkan perhatian kita bersama, baik melalui percepatan pembangunan infrastruktur, kemudian mendorong investasi untuk masuk, pembukaan hubungan baru, pengembangan kawasan ekonomi khusus, pembukaan kawasan industri, sampai dengan alokasi dana otsus untuk Papua dan Papua Barat," kata Jokowi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi menegaskan instrumen yang digunakan pemerintah untuk mempercepat pembangunan di Papua dan Papua Barat bukan hanya dana otsus. Tetapi juga instrumen lain yang bersumber dari APBN.

"Terkait dana otsus, laporan yang saya terima dana otsus untuk Papua dan Papua Barat yang disalurkan dari tahun 2002 hingga 2020 adalah sebesar Rp 94,24 triliun, angka yang sangat besar, sangat besar sekali. Dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, dana otsus Papua maupun Papua Barat ini akan berakhir di 2021, sehingga diperlukan sebuah kebijakan baru mengenai dana otonomi khusus ini," ujar Jokowi.

ADVERTISEMENT

Jokowi kemudian menyampaikan beberapa evaluasi terkait penyaluran dana otsus Papua. Dia ingin penyaluran dana otsus dilakukan secara transparan.

"Yang pertama, evaluasi secara menyeluruh terkait dengan tata kelola dan efektivitas penyaluran dana otsus ini, karena angkanya yang sangat besar. Saya minta dilihat lagi secara detail bagaimana pengelolaannya, transparansinya, akuntabilitasnya. Jadi itu sangat penting. Good governance-nya, penyalurannya, apakah betul-betul sudah ter-deliver ke masyarakat, apakah sudah tepat sasaran, outputnya seperti apa, kalau sudah jadi barang, barang apa," ujar dia.

"Serta yang paling penting harus kita lihat sejauh mana dampaknya, apakah dana otsus telah dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat di Papua maupun Papua Barat," sambung Jokowi.

Poin kedua yang disampaikan Jokowi adalah harapan semangat baru di Papua. Jokowi ingin ada lompatan besar bagi kesejahteraan Papua.

"Yang kedua, saya minta betul-betul agar dilakukan sebuah semangat baru, sebuah paradigma baru, sebuah cara kerja baru. Kita harus bangun sebuah sistem dan desain baru, cara kerja yang lebih efektif agar mampu menghasilkan lompatan kemajuan kesejahteraan bagi rakyat Papua dan Papua Barat," tutur dia.

Di poin terakhir barulah Jokowi berbicara mengenai pentingnya konsultasi kebijakan otsus Papua dan Papua Barat dengan tokoh masyarakat setempat.

"Saya minta kebijakan otonomi khusus Papua dan Papua Barat ini dikonsultasikan dengan seluruh komponen masyarakat yang ada di Papua maupun Papua Barat. Ini penting sekali. Ajak bicara seluruh tokoh-tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama yang ada di Papua dan Papua Barat sehingga dapat kita rumuskan sebuah kebijakan yang terbaik, yang akan membuat Papua dan Papua Barat semakin maju dan sejahtera," ujar dia.

Halaman 2 dari 2
(knv/aud)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads