Puluhan santri Pondok Pesantren Al-Husnayain di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terpaksa tidur di area terbuka di lingkungan pesantren pascagempa M 4,9 mengguncang kawasan tersebut, Selasa (10/3). Meski pesantren diliburkan, mereka memilih melakukan aktivitas di luar ruangan karena dihantui ketakutan akan terjadi gempa susulan.
"Ada sekitar 50 santri laki-laki dan para guru yang tidur di lapang, alas pakai sajadah masjid karena sifatnya musibah dan darurat," kata Saelani Hasan, pengasuh Ponpes Al-Husnayain kepada detikcom, Rabu (11/3/2020).
Menurut Saelani, seluruh asrama yang biasa diinapi para santri mengalami kerusakan pada bagian atap dan plafon. "Asrama rusak, menghindari kejadian yang tidak diinginkan akhirnya terpaksa (tidur) di luar semua. Sampai pagi, bahkan sampai siang ini aktivitas dilakukan di luar ruangan. Untuk santri perempuan, kita sediakan satu ruangan pintu tidak dikunci jadi kalau ada apa-apa cepat diambil tindakan," tutur Saelani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya asrama, dampak gempa merusak hampir seluruh bangunan lainnya di kompleks pesantren, ruang kelas, laboratorium, kamar mandi, masjid termasuk bangunan rumah tinggal milik Saelani. "Hampir semua bangunan di pesantren bangunan sarana pendidikan SMP dan SMA, kerusakan di ruang kelas, asrama, lab, kamar mandi, masjid dan rumah saya sendiri. Yang paling parah rumah saya dan masjid," ujar Saelani.
![]() |
Tidak ada korban luka akibat kejadian tersebut, saat gempa terjadi santri pria tengah bermain bola sementara santri perempuan bersiap di luar asrama untuk melaksanakan Salat Magrib.
"Kejadian sore santri putra baru pulang main bola, santri putri belum masuk masjid kan kejadian (gempa) sekitar jam 17.15 WIB. Biasanya santri jam 17.30 masuk masjid. Jadi tidak ada luka, hanya memang santri perempuan histeris," ucap Saelani.
Simak Video "Imbas Gempa M 5 di Sukabumi, Rumah-rumah di 3 Kecamatan Rusak"
Saat gempa, Saelani mengaku tengah berada di kediamannya. Tiba-tiba gempa mengguncang dan membuat sebagian dinding tembok dan kayu penyangga atapnya ambrol.
"Kayak digoncang-goncang, pertama getarannya pelan saya sekeluarga langsung lari keluar lalu getaran kedua lebih kencang lagi. Untung saya sudah di luar dan melihat langsung rumah saya ambrol," ujarnya.
![]() |
Saat ini Ponpes Al- Husnayain membutuhkan tenda untuk menginap para santrinya. Untuk logistik, Saelani menyebut dalam kondisi aman karena memang ada stok pesantren.
"Bantuan logistik belum ada tapi yang paling dibutuhkan saat ini tenda, antisipasi takutnya ada gempa susulan. Kalau makanan kita stok pesantren masih ada. Sejauh ini tidak ada yang mengungsi hanya kita memberikan arahan agar meningkatkan kewaspadaan saja," tutur Saelani.