Habibus selaku narahubung aksi Getol Jatim menjelaskan bahwa aksi menolak omnibus law ini lebih berfokus pada edukasi kepada masyarakat. Massa aksi ingin masyarakat mengerti apa itu omnibus law dan kejanggalannya.
"Kami akan gelar mimbar bebas di Bundaran Waru, massa nanti terpusat akan kumpul di sana. Tapi beberapa memang ada juga yang ingin menyuarakan di DPRD Jatim dan Grahadi," kata Habibus kepada detikcom, Rabu (11/3/2020).
Habibus menyampaikan aksi ini tidak bermaksud untuk menemui kepala daerah atau pejabat di Jawa Timur. Aksi ini murni untuk mengedukasi masyarakat.
"Dari pertemuan kemarin, memang terpusat di Bundaran Waru, karena kami anggap tempatnya pas, masyarakat akan mendengar apa yang kami sampaikan ketimbang di DPRD Jatim dan Grahadi," jelasnya.
"Kalau untuk total massa yang sesuai catatan 2.500-3.000. Tapi diperkirakan sampai 5.000 orang. Mereka dari beberapa kota/kabupaten di Jawa Timur. Kami target jam 1 siang sudah kumpul semua di Bundaran Waru," pungkas Habibus.
Simak Video "Mahfud MD: Omnibus Law Tak Ada Hubungannya dengan China"
(iwd/iwd)