Dua warga Kota Bogor meninggal dunia karena menderita demam berdarah. Kedua korban masih dalam kategori anak dan berasal dari Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
"Kasus meninggal di Maret 2020 ada 1 orang sudah dalam keadaan DSS (dengue shock syndrome) dirawat di PICU, namun tidak tertolong. Korban meninggal kedua pun kurang lebih sama dan keduanya Warga (kelurahan) Sempur. Jadi berdasarkan data begitu (dua orang meninggal karena DBD)," kata Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, Senin (9/3/2020) sore.
Sementara berdasarkan data Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, sampai saat ini ada 108 orang yang tengah dirawat karena demam berdarah. Dari jumlah total tersebut, sebanyak 62 pasien tercatat sebagai warga Kota Bogor. Sementara 46 pasien lainnya berasal dari Kabupaten Bogor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedie menyebut, saat ini Pemkot Bogor sudah menginstruksikan pimpinan wilayah untuk terus menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan gerakan untuk memberantas sumber penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti ini.
"Situasi peralihan dari musim hujan ke pancaroba harus diwaspadai dan diinstruksikan kepada Camat serta Lurah untuk melaksanakan koordinasi, melaksanakan pemantauan lebih intensif bagi jumantik agar menerapkan langkah 3M, menguras, mengubur dan membersihkan genangan air," kata Dedie.
Sementara itu Lurah Sempur, Marissa mengatakan, dua warganya yang meninggal karena DBD berusia 6 tahun dan 8 tahun. Pihaknya, kata Marissa sudah melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai langkah antisipasi dan upaya menekan angka penderita DBD di wilayahnya.
"Sejak Januari sebenarnya sudah kita lakukan antisipasi. Nah kemarin pasca ada korban meninggal kita giatkan kembali. Dari hasil di lapangan, kita malah temukan banyak jentik nyamuk di dispenser di beberapa rumah warga, jadi bukan cuma di halaman atau tempat sampah," kata Marissa.
(mud/mud)