Ini Kentrung, Alat Musik Tradisional Khas Lamongan yang Hampir Punah

Ini Kentrung, Alat Musik Tradisional Khas Lamongan yang Hampir Punah

Eko Sudjarwo - detikNews
Minggu, 08 Mar 2020 11:37 WIB
Inilah Kentrung, Seni Tradisi Khas Lamongan yang Hampir Punah
Alat tradisional kentrung (Foto: Eko Sudjarwo/detikcom)
Lamongan -

Lamongan kaya akan seni tradisi. Salah satunya adalah kesenian kentrung yang juga memiliki ciri khas tersendiri. Kentrung di Lamongan menggunakan rebana sebagai ciri khas peristiwa dan tokoh dikendalikan oleh seorang dalang.

Sayang, seni kentrung yang hidup di daerah utara Lamongan ini hampir punah seiring meninggalnya H. Ahmad Kusairi atau yang biasa disapa Mbah Kusyairi, dalang kentrung dari Desa/Kecamatan Solokuro.

Upaya pelestarian seni kentrung ini terus dilakukan. Selain rebana, ciri lain yang ada di kentrung Lamongan adalah pakaian sang dalang yang menggunakan jubah dan juga cerita yang disampaikan.

"Kentrung memang banyak dan berbeda tiap daerah. Di Lamongan, kentrung bernuansa islami baik dari kostum yang memakai jubah dan sorban, maupun dari segi cerita yang biasanya berasal dari kisah Sunan Drajat, Sunan Giri dan Sunan Kalijaga yang kemudian di tengah-tengah ditambahkan tentang cerita-cerita lokal dan juga cerita riwayat para nabi," kata Yazid, anak Mbah Kusairi yang kini meneruskan profesi sang ayah, Minggu (8/3/2020).

Yazid mengungkapkan, kentrung dari Lamongan mengandung 3 hal. Budaya, dakwah dan sejarah yang disampaikan ke penonton. Kentrung Lamongan, kata Yazid, biasanya dimainkan saat ada hajatan seperti pernikahan, sunatan atau juga ketika tingkepan.

"Kentrung ini biasanya juga ditampilkan saat sedekah bumi, haul sunan-sunan, peringatan lahirnya suatu daerah atau desa," tuturnya.

Pemerhati budaya Rodli TL menambahkan, kentrung adalah satu di antara kemasan sastra lisan yang dimainkan seorang dalang tanpa wayang, sekaligus menjadi panjak (penabuh alat musik, red) yang membawakan cerita yang kebanyakan tentang juru dakwah kebaikan dan tantangannya.

Sayangnya, kata Rodli, perkembangan kentrung semakin ditinggalkan generasinya saat satu-satunya dalang yang ada di Lamongan meninggal dan tidak punya penerus. "Kentrung sampai sekarang diyakini memiliki spirit yang cukup tinggi untuk merekatkan antar masyarakat dan mendekatkan pada Tuhan," tandasnya.

Sementara, Dosen Jurusan Sendratasik Unesa Welly Suryandoko mengatakan, kentrung Lamongan adalah salah satu seni teater tradisional yang bisa digolongkan dalam kentrung ontang anting karena hanya terdapat satu pemain saja dalam pertunjukannya. Aksi dalang dalam memukul rebana, menurut Welly, adalah bagian dari akting yang memberikan peran sebagai suspend dalam cerita.

Kentrung alat musik tradisional khas Lamongan/Kentrung alat musik tradisional khas Lamongan/ Foto: Eko Sudjarwo

"Dalang yang bercerita tidak melakukan gerakan seperti menari ataupun berdiri sebagai bagian dari pertunjukan, melainkan hanya duduk di tempat dan menuturkan ceritannya," jelas Welly.

Disparbud Lamongan pun berusaha mencari formula untuk membangkitkan kentrung agar bisa tetap eksis dan diterima oleh kaum milenial.

Kabid Kebudayaan Disbudpar Lamongan, Mifta Alamuddin menuturkan, sepeninggal Mbah Kusairi kentrung Lamongan seakan tenggelam dan sang anak pun baru kali ini tampil ke publik.

"Workshop ini adalah salah satu upaya untuk mengangkat kembali kentrung ke permukaan dan mencari formula yang pas agar kentrung bisa kembali eksis," jelas Udin.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.