Sedih, Tangan Bayi 11 Bulan Asal Sragen Ini Terancam Diamputasi

Sedih, Tangan Bayi 11 Bulan Asal Sragen Ini Terancam Diamputasi

Andika Tarmy - detikNews
Jumat, 06 Mar 2020 17:03 WIB
Pergelangan kanan Samara Kumaira Mariba, bayi berusia 11 bulan di Sragen terancam diamputasi, Jumat (6/3/2020).
Pergelangan kanan Samara Kumaira Mariba, bayi berusia 11 bulan di Sragen, terancam diamputasi, Jumat (6/3/2020). (Andika Tarmy/detikcom)
Sragen -

Samara Kumaira Mariba, bayi berusia 11 bulan asal Dukuh Dayu, Desa Jatitengah, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, mengidap kondisi langka. Jari manis bayi mungil ini diduga terjangkit infeksi hingga terus mengalami pembengkakan. Dokter bahkan menyarankan untuk mengamputasi pergelangan kanan Samara agar infeksi tak meluas.

Ibu Samara, Etik Susilowati, kaget bukan kepalang. Dia tidak menyangka putrinya terancam mengalami cacat dengan penyebab yang cukup sepele, yaitu satu gigitan kutu kucing.

"Kira-kira bulan Juli (2019), anak saya sedang saya baringkan di rumah. Tahu-tahu di jarinya ada satu ekor kutu kucing. Kutunya langsung saya buang. Waktu itu bekas gigitannya ada benjol kecil," ujar Etik saat ditemui detikcom di rumahnya, Jumat (6/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya Etik tak terlalu memperhatikan benjolan kecil tersebut. Namun, karena benjolnya tak kunjung hilang, Etik pun membawa anaknya ke puskesmas. Oleh petugas, Etik diberi salep untuk mengurangi pembengkakan.

"Diberi salep, benjolnya masih ada. Malah cenderung membesar. Saya bawa ke bidan, lalu sempat ke (dokter) spesialis anak, bengkaknya tak kunjung hilang," kata Etik.

ADVERTISEMENT
Sedih, Tangan Bayi Asal Sragen Ini Terancam DiamputasiPergelangan kanan Samara Kumaira Mariba, bayi berusia 11 bulan di Sragen, terancam diamputasi, Jumat (6/3/2020). (Andika Tarmy/detikcom)

Tak menyerah begitu saja, Etik kemudian memeriksakan anaknya ke RSUD Sragen. Oleh petugas, Samara diminta rawat inap. Namun karena tak kebagian kamar, Etik pindah ke RSI Amal Sehat, Sragen.

"Kontrol beberapa lali, bengkaknya terus bertambah. Terus kata dokternya suruh diinsisi, diambil sampel untuk diperiksa di lab," tambahnya.

Dokter lalu merujuk Samara ke RSUD dr Moewardi, Solo. Beberapa kali kontrol, Etik mengakui bengkak di jari anaknya agak berkurang. Terakhir, salah seorang dokter memintanya datang ke klinik untuk memberikan suntikan kepada anaknya.

"Disuntik di klinik, katanya obatnya tidak bisa dibawa ke rumah sakit. Setelah disuntik, malamnya anak saya demam, setelah itu paginya bengkaknya malah bertambah. Itu sekitar tanggal 22 Februari (2020)," terang Etik.

Selain bengkaknya semakin besar, mulai tumbuh benjolan-benjolan kecil di beberapa bagian tubuh seperti di kening, pipi, dan ketiak. Etik sempat menanyakan kondisi anaknya ke dokter bedah dan dokter spesialis kulit. Dokter menyatakan jari anaknya mengalami infeksi akibat tumor.

"Salah satu dokter menyarankan anak saya diamputasi sebatas pergelangan tangan. Saya langsung syok," ujar Etik.

Etik kini hanya bisa pasrah. Suaminya, Wanto, yang kesehariannya hanya buruh serabutan, sudah tak sanggup lagi membiayai pengobatan anaknya. Meski memakai BPJS, Etik tetap mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk menebus obat.

"Untuk biaya selama kemarin saja sudah ngutang ke sana-kemari. Kira-kira utang saya sudah ada Rp 11 juta. Mohon bantuan dari pemerintah, agar anak saya bisa sembuh," imbuh Etik.

Halaman 2 dari 2
(rih/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads