Klaten -
Puluhan blok komponen batu candi yang terserak di perkampungan penduduk dievakuasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng ke kompleks Candi Sewu, Klaten. Puluhan batu berbagai jenis itu diamankan di sekitar Desa Kokosan, Kecamatan Prambanan, Klaten.
"Batu-batu baru diambil 24 biji. Masih ada yang belum diambil tapi warga sanggup menjaganya," terang Pamong Budaya Madya BPCB Jateng Deny Wachyu Hidayat kepada detikcom, Jumat (6/3/2020).
Deny menjelaskan batu-batu tersebut dahulu diperkirakan digunakan untuk bandul pemberat gerobak sapi milik warga. Warga sekitar diketahui bekerja sebagai pedagang di Pasar Prambanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pagi berangkat jualan hasil bumi, sorenya dagangan sudah habis pulang. Gerobak perlu pemberat buat penyeimbang," sambung Deny.
Di zaman dulu, lanjut Deny, belum ada pagar keliling di candi-candi. Bahkan di tengah Candi Sewu dan Prambanan masih jalan umum sehingga pengemudi gerobak bisa mengambil batu candi sesukanya.
"Jadi bisa diambil sesukanya. Kali ini batu kita ambil dan kita ganti dengan batu baru yang bukan benda cagar budaya," imbuh Deny.
Pengambilan batu candi itu, kata Deny tidak sembarangan, sebab ada berita acaranya. Batu tersebut selanjutnya diamankan di kompleks Candi Sewu.
"Ada berita acara pengambilan. Sebab batu itu bagian dari Candi Sewu maka kita bawa ke Sewu dan nanti akan disusun seperti batu yang lain di kompleks Candi Sewu," terang Deny.
Berbagai jenis batu itu, kata Deny diduga bagian Candi Perwara (candi kecil) dan bagian roset candi dengan berbagai bentuk batu bertakik.
Pantauan detikcom, tim BPCB datang ke warga sekitar pukul 08.00 WIB. Tim membawa mobil bak terbuka dan forklift untuk mengangkat batu-batu candi.
Ada warga yang dengan senang hati menyerahkan batuan itu, ada juga yang masih enggan. Namun BPCB terus melakukan pendekatan kepada masyarakat.
Salah seorang warga, Yulianto mengatakan ada sekitar 20 blok batu dari halaman rumahnya yang dibawa petugas hari ini. Batu tersebut warisan dari leluhurnya.
"Batu itu dulu untuk penyangga tiang rumah yang terbuat dari gedhek. Karena sekarang sudah tidak ada rumah gedhek, batu cuma diletakkan di pekarangan," terang Yulianto pada detikcom.
Sebagai warga, Yulianto menyambut baik pengambilan batu candi tersebut. Sebab pesan para leluhurnya, batu- batu itu harus dijaga dan jika diambil pihak berwenang harus diserahkan.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini