Ketua Asosiasi Pedagang Farmasi Pasar Pramuka memberikan klarifikasi terkait melonjaknya harga masker di Pasar Pramuka. Menurutnya, kenaikan harga disebabkan adanya hukum perdagangan dan masih dalam batas wajar.
"Itu hukum pasar yang berlaku. Jadi ketersediaan stok per hari kemudian masyarakat panik datang berbondong- bondong pagi stok tinggal sedikit pasti ada yang bermain disana itu saya kira wajar. Wajar dalam artian karena stok yang sudah menipis sehingga orang pada ikut berspekulasi," Ketua Asosiasi Pedagang Farmasi di Pasar Pramuka Edy Hariyanto di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020).
Edy turut mendampingi Tim dari Polda Metro Jaya dalam melakukan sidak di Pasar Pramuka, Jakarta Timur pada Rabu (4/3/2020). Ketika menyambangi salah satu toko obat, tim menemukan satu box masker 3 ply seharga Rp. 300 ribu, dari yang harga sebelumnya kisaran Rp. 30 ribu. Alasannya karena peredaran masker selalu berpindah dari satu pedagang ke pedagang lain. Pedagang ini merupakan tangan ke-8.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi saya sampaikan bapak (Pedagang) dapet harga Rp 300 ribu itu karena tangan kedelapan. Menurut saya itu realistis. Istilahnya sudah berkali-kali pindah tangan. Itu juga harus dimaklumi karena setiap terjadi proses transaksi orang juga menginginkan ada keuntungan seperti itu. Orang pertama ambil orang kedua ambil untung dan seterusnya," Ujar Edy.
Edy menjamin pedagang farmasi pasar pramuka berdagang secara jujur dengan mengambil produk langsung dari distributor. Ia pun mengimbau masyarakat turut andil dalam menjaga stabilitas harga masker di pasaran.
"Saya menggaransi temen-temen yang punya toko di sini mereka berdagang dengan baik artinya mereka mengambil produk langsung dari distributor, sehingga ketika terjadi kekosongan mungkin banyak tangan-tangan yang bermain itu yang menyebabkan harga melambung. Saya juga yakinkan mereka gak berani hanya ambil untung sesaat mereka di sini berdagang sudah berpuluhan tahun," Kata Edi.