Surabaya -
Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya akan membangun taman pasif di Bundaran Underpass Mayjen Sungkono. Taman itu seluas 2.280 meter persegi.
Taman tanpa pedestrian ini nantinya berfungsi sebagai paru-paru kota. Kasi RTH Rochim Yuliadi mengatakan, banyak macam pohon pelindung di sana. Seperti tabebuya pink, putih, trembesi, spatudea, kupu-kupu, saga kuning, flamboyan, ketepeng, anggur laut dan macam macam palem.
"Kemudian untuk perdunya ada pagoda putih, kamboja eksotik, bogenfil dan bonsai cemara udang. Lalu untuk semaknya ada kana, rowelia, soka, wiyono kawat, hoje dan ekor kucing," kata Rochim di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Senin (2/3/2020).
Pengerjaan taman sudah dilakukan sejak Sabtu (29/2) lalu. Pengerjaan dimulai dari mengolah tanah di breaker corcoran agar dapat ditanami.
"Target kita Bulan Maret ini sudah rampung dan hasilnya bisa sebagus yang ada di sisi barat overpass," ujarnya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menegaskan, estetika kota itu nomor sekian. Sebab, yang terpenting ialah mengembalikan paru-paru kota untuk menghasilkan udara yang lebih baik lagi.
Risma menjelaskan, taman kota ini untuk mengundang hewan-hewan. Seperti tanaman berjenis Melati Jepang yang digemari kupu-kupu, mampu memberi keseimbangan lingkungan dan ekosistem.
"Kalau tanamannya satu jenis, nanti hewan tidak mau datang lagi. Jadi jenis tanaman itu yang kupu-kupu, tawon, capung mau datang, semua harus ditanam supaya mereka juga bisa hidup nyaman di Surabaya. Jadi kalau mereka bisa hidup damai di sini (Surabaya) kita akan sama-sama hidup damai di kota ini," jelasnya.
Selain menjaga ekosistem, taman ini dibangun agar masyarakat sehat. Menurutnya, jika warga sehat maka akan produktif.
"Kalau sudah produktif kemudian kerjanya maksimal. Kemudian dapat rejeki dan bisa bayar pajaknya lebih banyak. Sehingga kita bisa bantu untuk orang miskin, orang yang membutuhkan biaya pendidikan," pungkasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini