Tower Saluran Udara Ekstra Tinggi (SUTT) PLN yang roboh di Rembang menyebabkan Kabupaten Rembang dan Blora mati listrik selama dua hari. Warga sekitar mengungkap tower tersebut sudah tampak miring selama berbulan-bulan.
Tower SUTT PLN yang roboh berada di wilayah Desa Kabongan Kidul Kecamatan kota Rembang. Robohnya tower menimpa rumah milik warga bernama Lilik Julianto dan melukai dua orang penghuninya.
Salah seorang warga setempat, Susilo, memperkirakan kemiringan tower sudah terjadi sekitar enam bulan lamanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sudah miring cukup lama. Ada kalau sekitar setengah tahun kondisinya miring. Ya miringnya ke arah utara itu ke arah rumahnya Pak Lilik itu," papar Susilo kepada detikcom, Rembang, Kamis (27/2/2020).
Hanya saja, lanjut Susilo, dia mengaku bingung untuk melapor ke mana atas kondisi tersebut.
Saat dimintai konfirmasi terkait kesaksian warga itu, General Manager PLN UID Jateng DIY Feby Joko Priharto mengungkap PLN masih menginvestigasi peristiwa ini.
"Selama ini tanah itu kan kering, selama satu minggu ini curah hujan lebat, membuat tanah basah. Analisa kami, daya ikat dari tanah ini berkurang, jadi gembur. Mengakibatkan lepasnya pondasi dari tower yang roboh," paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Feby menjelasakan PLN memasang tower emergency di lokasi kejadian siang ini. Feby menjelaskan tower emergency ini memiliki spek yang sama dengan tower SUTT pada umumnya, mulai dari ketinggian dan lebar tower. Hanya saja, proses pendiriannya yang bersifat sementara sehingga tidak kokoh.
"Tower emergency di sekitar situ juga. Kita sedang koordinasi. Mungkin sampai dengan sebulan (tower emergency digunakan)," lanjutnya.
Simak Juga Video "Naik Perahu, Bos PLN Inspeksi Listrik Daerah Banjir Jakarta"