Ada beberapa berita dari Jawa Timur yang hari ini mencuri perhatian banyak pembaca. Seperti tiga begal yang ditembak mati dan soal kakak adik yang membunuh bocah SD.
Berikut rangkuman beritanya:
Tiga Begal Sadis di Surabaya Dikirim ke Akhirat
Polisi menembak mati tiga pelaku curanmor. Ketiga pelaku dikenal sebagai begal sadis. Mayat ketika pelaku tiba di kamar mayat RSU dr Soetomo sekitar pukul 09.00 WIB.
Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Iwan Hari Poerwanto mengatakan ketiganya disergap pada subuh tadi. "Subuh tadi," kata Iwan singkat kepada detikcom, Rabu (26/2/2020).
"Nanti saja ke Pak Kasat dan Kapolres langsung nanti," lanjut Iwan.
Dari tangan tiga pelaku, polisi mengamankan satu unit mobil, senjata tajam, bondet, sepeda motor, dan air softgun. Dari informasi yang dihimpun, saat disergap, ketiga pelaku berada di dalam mobil Daihatsu Xenia nopol N 1571 EB. Saat hendak ditangkap mereka melawan petugas dengan menggunakan pistol.
Mendapat perlawanan, polisi akhirnya melakukan tindakan tegas terukur dengan menembaki mobil pelaku. Terlihat bekas tembakan di mobil pelaku sebanyak 8 titik.
Ada tiga bekas tembakan di sebelah kanan mobil. Satu di sebelah kiri mobil dan lima di bagian depan. Kaca mobil pelaku juga terlihat hancur.
Perlakuan Tak Senonoh Kakak Adik pada Mayat Bocah SD yang Dibunuhnya
Dua bersaudara Trisno Sutejo (19) dan IS (17) tega membunuh seorang bocah SD karena dendam. Bukan hanya itu, Trisno juga menusuk dubur siswa kelas IV SD itu dengan sebatang bambu.
Kasus pembunuhan Ardio Wilian Oktaviano alias Dio (13), warga Desa Ketemasdungus, Kecamatan Puri, Mojokerto, dipicu dendam. Trisno menaruh dendam terhadap korban setelah mendapat pengaduan dari adik kandung mereka berinisial SS, Minggu (26/1).
Kepada Trisno, SS mengaku telah dipukul dan diejek korban saat di sekolah. SS merupakan teman sekolah Dio di SDN Ketemasdungus, Kecamatan Puri. Dio sendiri duduk di bangku kelas IV SD tersebut.
Tanpa berpikir panjang, Trisno mengajak adik kandungnya, IS, menghabisi Dio. Adik-kakak asal Dusun Sangkan, Desa Ketemasdungus, itu membawa korban ke Jembatan Gumul, Petak 31 hutan Desa/Kecamatan Kemlagi, Mojokerto, pada Rabu (29/1). Jaraknya sekitar 30 km dari kampung mereka.
Sekitar pukul 23.10 WIB, Trisno mencekik leher Dio dan membenturkan kepalanya ke tembok pembatas jembatan. Korban pun terkulai lemas dan jatuh ke tanah.
Bukannya kasihan, pelajar kelas XI SMA itu menginjak-injak tubuh korban hingga tak bergerak lagi. Saat penganiayaan itu terjadi, IS menunggu di atas sepeda motor.
"Tersangka TS lalu menengkurapkan tubuh korban, menarik celananya, lalu menusuk dubur korban dengan bambu," kata Kapolres Mojokerto Kota AKBP Bogiek Sugiyarto saat jumpa pers di kantornya, Jalan Bhayangkara, Rabu (26/2/2020).