Digunduli Polisi, Tersangka Tragedi SMPN 1 Turi Akhirnya Buka Suara!

Digunduli Polisi, Tersangka Tragedi SMPN 1 Turi Akhirnya Buka Suara!

Jauh Hari Wawan S. - detikNews
Rabu, 26 Feb 2020 19:50 WIB
Tiga tersangka tragedi SMPN 1 Turi, Sleman, Rabu (26/2/2020).
Foto: Tiga tersangka tragedi SMPN 1 Turi, Sleman, Rabu (26/2/2020). (Jauh Hari Wawan S/detikcom)
Sleman -

Polemik terkait tiga tersangka yang merupakan Pembina Pramuka SMPN 1 Turi digunduli polisi berbuntut panjang. Pemerintah Kabupaten Sleman bersama perwakilan PGRI DIY dan LKBH PGRI DIY mengunjungi Polres Sleman untuk meninjau langsung bagaimana kondisi ketiga orang tersangka.

"Saya selaku Penjabat Kadinas Pendidikan Sleman ingin tahu bagaimana sesungguhnya dari pembina pramuka ini di tahanan Polres Sleman," ujar Plt Kepala Dinas Pendidikan Sleman, Arif Haryono di Mapolres Sleman, Rabu (26/2/2020).

"Ini poin paling penting yang perlu kami sampaikan. Karena kita tahu bahwa mereka sedang menjalani proses hukum," katanya menambahkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arif mengaku sudah mendengar sendiri jika para tersangka telah menjalani proses hukum tanpa tekanan. Bahkan permintaan untuk mencukur gundul itu datang dari para tersangka.

"Saya sudah mendengar sendiri bahwa mereka mengikuti proses hukum ini, tidak ada tekanan atau penggundulan bahkan sesuai permintaan mereka supaya mereka di sini sama seperti tahanan lain," katanya.

ADVERTISEMENT

Oleh karenanya, dia mengimbau agar pihak yang berkomentar terlebih dahulu harus paham duduk perkaranya.

"Jadi saya kira begini kita harus tahu persis bagaimana duduk perkaranya, ini justru saya datang untuk memastikan bagaimana keadaan dari para pembina Pramuka di Polres Sleman ini ternyata tidak ada masalah kaitannya kesehatan, termasuk pemotongan rambut," tegasnya.

Di kesempatan yang sama, salah seorang tersangka, Isfan Yoppy Andrian (36) mengaku keadaannya selama berada di tahanan Polres Sleman baik. Dia mengungkap polisi memperlakukannya dengan baik.

"Jadi di sini kami baik-baik saja, tidak ada tekanan apapun, kami diperlakukan baik," kata Yoppy.

Dia pun meluruskan kabar terkait penggundulan dirinya. Yoppy mengatakan jika itu murni permintaannya.

"Jadi kalau gundul itu memang permintaan kami. Jadi pada dasarnya demi keamanan, karena kalau saya tidak gundul banyak yang melihat saya itu (mudah dikenali)," ujarnya.

Sebagai tersangka, lanjut Yoppy, dia tidak ingin dibedakan dengan tahanan lain. Sebab di dalam sel semua tahanan berpenampilan sama. Menurut Yoppy, penyeragamanan penampilan itu juga berkaitan dengan keselamatannya.

"Kalau gundul kan sama-sama di dalam gundul juga jadi ini permintaan kami. Termasuk pakaian juga kami samakan kalau berbeda nanti saya juga takut. Tapi kalau di dalam sama-sama gundul, bajunya juga sama, jadi melihatnya nggak terlalu bisa spesifik ke saya," ungkapnya.

Dia juga mengatakan tak ada tekanan dari polisi kepada dia dan dua tersangka lainnya. "Kami bertiga pasti di-support diberi dukungan moral sehingga hati kami semakin kuat," beber Yoppy.

Sementara itu, Kapolres Sleman AKBP Rizky Ferdiansyah menyampaikan pada prinsipnya polisi telah melakukan penanganan hukum dengan hati-hati. Apalagi kasus tragedi susur Sungai Sempor yang menewaskan 10 sisiwi SMPN 1 Turi itu telah menjadi perhatian nasional.

Tonton juga Guru Tersangka Tewasnya 10 Siswi dalam Susur Sungai Minta Maaf :

"Kami menyampaikan pada prinsipnya, penyidik Sat Reskrim Polres Sleman melakukan penyidikan sangat hati-hati dan sesuai prosedural," kata Rizky.

"Karena kasus ini sudah menjadi atensi nasional maka kami melakukannya sesuai prosedural tidak mungkin kita melakukan proses ini dengan semena-mena," tegasnya.

Polres Sleman, kata Rizky punya aturan internal. Hal ini yang ingin diluruskan oleh pihaknya. Ditambah Propam Polda DIY juga sudah turun untuk melakukan pemeriksaan.

"Kita punya aturan internal dan saat ini dari anggota Propam Polda DIY juga sudah turun untuk melakukan pemeriksaan pada anggota kami," jelasnya.

"Terkait dengan itu, Propam sudah melakukan pemeriksaan sudah berjalan nanti kita belum tahu, nanti kita lihat hasilnya seperti apa," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, organisasi-organisasi profesi guru mengecam tindakan polisi yang mencukur gundul tiga tersangka tragedi susur sungai SMPN 1 Turi, Sleman, yang menewaskan 10 siswa.

Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) telah mengeluarkan keberatan dan kecaman atas perlakuan polisi terhadap ketiga tersangka tersebut. Tindakan itu dinilai sebagai hal yang berlebihan.

Polda DIY mengatakan telah memeriksa anggotanya yang melakukan penggundulan itu.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads