DKI Jakarta dan sekitarnya terimbas banjir karena hujan deras yang mengguyur. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan bahwa banjir ini disebabkan oleh penguatan angin yang berasal dari Laut Tiongkok Selatan.
"Bahwa kejadian banjir Jakarta dalam waktu 3 hari ini, dikarenakan adanya penguatan angin dari utara di permukaan atmosfer yang berasal dari Laut Tiongkok Selatan yang secara meteorologi sering disebut CENS (Cross Equatorial Northerly Surge), membawa uap air dingin dan awan dari selat Karimata sejak tanggal 18 Februari 2019," kata Peneliti Sains dan Teknologi Atmosfer Lapan, Trismidianto kepada wartawan, Selasa (25/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trismidianto mengatakan analisis ini berdasarkan pengamatan TREAK (Tim Reaksi Analisis Kebencanaan) Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer. Selain itu, dia memaparkan bahwa hujan deras ini juga diperkuat karena Tropical Cyclone.
"Juga di-maintain atau diperkuat adanya Tropical Cyclone sejak tanggal 22 Februari sampai sekarang sehingga terjadilah pembentukan awan konvektif local yang menyebabkan hujan dini secara persisten diatas Jakarta," tuturnya.
Simak Video "Stasiun Sudirman Banjir, Penumpang Ini Tetap Setia Tunggu Kereta"
Dia juga mengingatkan, hujan persisten seperti ini masih berpeluang terjadi dua hingga tiga hari ke depan. "Dan perlu diwaspadai juga bahwa hujan persisten seperti ini kemungkinan akan tetap terjadi 2-3 hari ke depan," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peta sebaran hujan. Berdasarkan peta sebaran hujan tersebut, tampak beberapa wilayah mengalami hujan ekstrem sejak 07.00 WIB, Senin (24/2/2020).
Beberapa wilayah tersebut yaitu tercatat di Stasiun Meteorologi Kemayoran, Pintu Air Pulo Gadung, Pulomas, Manggarai, Halim PK dan Sunter Timur I. Intesitas hujan (rain rate) tertinggi tercatat di Stasiun Meteorologi Kemayoran dengan RR 278 mm/hari.
Untuk pantauan peta sebaran hujan per pukul 09.00 WIB, Selasa (25/2), hujan di wilayah Jabotabek terjadi hujan sangat ringan dan ringan. Kondisi angin nosig (no significant) atau belum ada perubahan cuaca.