"Setelah diadakan darurat tanggap bencana mulai tanggal 19 Pebruari hingga saat ini. Banjir di dua desa itu mulai surut," kata Plt Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin kepada wartawan di lokasi banjir, Minggu (23/2/2020).
Pria yang akrab dipanggil Cak Nur ini mengatakan wilayah yang terdampak banjir dari sebelumnya 12 RT, kini menjadi 5 RT. Dua desa yang kebanjiran lebih dari 1 bulan itu adalah Desa Kedung Banteng dan Desa Banjarasri.
Cak Nur ini menambahkan banjir di dua desa ini disebabkan oleh alur air yang tidak lancar, berkurangnya lahan resapan, pasang air laut, serta mungkin cekungan. Setelah penetapan tanggap darurat pada Tanggal 19 Februari 2020 lalu, pemerintah bergerak cepat baik mendatangkan pompa maupun mengeruk sungai serta mendirikan dapur umum.
"Setiap hari dapur umum menyediakan 3 ribu nasi bungkus untuk warga. Tadi kami juga menyerahkan 570 pasang sepatu bot," tambah Cak Nur,
Kapolresta Sidoarjo Kombes Sumardji mengatakan perlu adanya normalisasi yang menyeluruh baik memperdalam maupun melebarkan sungai sesuai ukuran semestinya. Namun hal itu terkendala banyaknya bangunan milik warga yang berdiri di sempadan sungai.
"Saat ini adalah momentum mengambil langkah jangka panjang agar banjir di dua desa ini tidak terjadi lagi," kata Sumardji.
Kabid Irigasi dan Pematusan DPUBMSDA Sidoarjo Shanty Wahyu Anggraini mengatakan pihaknya telah mengerahkan 9 pompa. Pada hari Jumat ketinggian banjir berkurang namun terhalang lagi karena hujan deras kembali turun sore harinya.
"Saat ini ketinggian banjir di dua desa sedikit turun dibanding pekan lalu. Dari 12 RT yang terdampak menjadi 5 RT. Dari 2.553 jiwa yang terimbas banjir turun menjadi 1.309 jiwa," kata Shanty. (iwd/iwd)