Bupati Sragen petahana Kusdinar Untung Yuni Sukowati resmi mengantongi rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan (PDIP) untuk maju dalam Pilkada 2020. Dia mengaku kaget karena PDIP memasangkannya dengan Suroto, dari PKB, sebagai cawabup. Padahal dia telah menegaskan ingin tetap berpasangan lagi dengan Dedy Endriyatno pada periode kedua.
Munculnya Suroto sebagai pasangan Yuni cukup mengejutkan karena sebelumnya nama Suroto tidak banyak beredar dalam bursa calon bupati maupun wakil bupati. Yuni sendiri secara blak-blakan mengakui hal ini.
"Kaget. Tapi inilah realitas yang harus saya hadapi," ujarnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (20/2/2020).
Yuni melanjutkan sebenarnya sejak awal dirinya memang menginginkan kembali berpasangan dengan wakilnya saat ini, Dedy Endriyatno, yang merupakan kader PKS. Hal yang sama disampaikan oleh Yuni saat menjalani proses wawancara di DPD PDIP Jateng.
"Saya di DPD diwawancarai oleh Pak Bambang Kribo (Bambang Kusriyanto, Sekretaris DPD PDIP Jateng). Saya ditanya bagaimana wakilnya? Saya jawab dengan tegas, saya pilih Mas Dedy, karena salah satu yang mendaftar lewat PDIP di DPC kemarin juga Mas Dedy daftar," terang Yuni.
Yuni menyebut memilih Dedy karena berbagai pertimbangan. Di antaranya chemistry keduanya sudah terjalin dengan baik. Ini dibuktikan saat memasuki tahun keempat kepemimpinan Yuni-Dedy, kata Yuni, keduanya jauh dari isu perselisihan.
"Saat itu beliau (Bambang Kusriyanto) mengatakan, usulan kami terima, Mbak. Tapi semuanya tentu harus diperhitungkan dari berbagai sudut pandang. Jadi nanti apa pun keputusan dari partai, tegak lurus harus diterima. Saya sampaikan siap," beber Yuni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Video "PKS Prediksi Omnibus Law Bakal Banyak Korupsi Tak Terduga"
Menurut Yuni, keputusan DPP memasangkan dirinya dengan Suroto pasti telah melalui berbagai pertimbangan yang matang. Seluruh calon yang mendaftar di PDI Perjuangan, baik melalui DPC maupun DPP, dipastikan diproses oleh Bappilu. Di sinilah Bappilu menggodok probabilitas, persentase, dan berbagai aspek lain.
"Ketika DPP memutuskan (berkoalisi) dengan PKB, itu hitungan politiknya beliau-beliau (di DPP) yang lebih memahami," imbuhnya.
Yuni mengaku tak ada masalah ketika akhirnya dipasangkan dengan Suroto. Menurut Yuni, dirinya dan Suroto sudah sama-sama matang berpolitik sehingga chemistry bisa dibangun dengan cepat.
"Saya tidak ingin euforia yang berlebihan. Bagi saya rekomendasi hanyalah salah satu cara bagi saya untuk bisa meneruskan visi misi yang belum selesai, sehingga pembangunan akan lebih baik," tambah Yuni.