Pelestari Budaya Sunda, Eni Sumarni menanggapi pernyataan budayawan Ridwan Saidi yang mengatakan Kerajaan Galuh memiliki arti kata brutal. Eni mengatakan galuh yang dimaksud adalah dari bahasa Sansekerta yang berarti permata.
Awalnya Eni mengatakan banyak masyarakat Sunda yang keberatan bahwa Kerajaan Galuh disebut Ridwan Saidi memiliki arti brutal. Namun, Eni menyebut pernyataan 'Babe' Ridwan Saidi dalam YouTube tersebut membuat nama Galuh menjadi populer.
"Tentunya kita sangat apresiasi, kebetulan saya hidup komite tiga, sehingga pasti alurnya kepada kita bermuara pada menyampaikan aspirasi. Beberapa kawan yang menyampaikan kepada, terutama kita keberatan gara-gara Babe (Ridwan) kita jadi ikut populer dan untuk meluruskan yang sebenarnya. Meluruskan sejarah ada pakarnya," ujar Eni dalam acara d'Rooftalk bertajuk 'Gaduh Arti Galuh', yang disiarkan live di detikcom, Rabu (19/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eni mengatakan Kerajaan Galuh berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya pertama. Eni mengatakan pernyataan Babe itu mengingatkannya kembali pada sejarah Sunda.
"Sebenarnya Galuh ini dari bahasa Sansekerta, inti, permata, sangat bagus sekali diyakini orang Sunda, permata. Sangat terpukul awalnya, ini sebagai proses pembesaran Sunda dan sejarah. Kalau Babe, tidak akan sebesar ini nama Galuh," kata dia.
![]() |
Eni kemudian meluruskan Galuh bukan berarti brutal dalam bahasa Belanda. Eni menyebut banyak masyarakat yang menggunakan nama Galuh yang berarti permata.
"Kita luruskan, bukan brutal dari bahasa Belanda. Tapi kita ambil dari Sansekerta. Banyak yang namanya Galuh, permata," ungkapnya.
Sementara itu, Babe Ridwan kembali menjelaskan maksud dari kata brutal. Dia mengatakan arti dari kata Galuh adalah brutal.
"Saya tidak mengatakan Galuh itu brutal, tapi galuh artinya brutal," kata Babe Ridwan.
Diketahui, budayawan Ridwan Saidi menyatakan Kerajaan Galuh di Ciamis tidak ada. Pernyataannya pun jadi polemik baru.
Polemik bermula dari pernyataan Ridwan soal Ciamis dan Kerajaan Sunda Galuh dalam Video berdurasi 12 menit 31 detik dengan judul 'GEGEER !! TERNYATA KERAJAAN KERAJAAN DI INDONESIA SANGAT DITAKUTI DI DUNIA' yang diunggah akun Macan Idealis 12 Februari 2020.
"Saya mohon maaf dengan saudara dari Ciamis. Di Ciamis itu nggak ada kerajaan, karena indikator eksistensi kerajaan itu adalah indikator ekonomi. Ciamis penghasilannya apa? Pelabuhannya kan di selatan, bukan pelabuhan niaga, sama dengan pelabuhan kita di Teluk Bayur, bagaimana membiayai kerajaan?" ujar Ridwan dalam video itu.
Setelah menyebut tak ada kerajaan di Ciamis, pria yang akrab disapa Babe ini mempertanyakan eksistensi Kerajaan Galuh. Dia bahkan menyebut Galuh memiliki arti brutal.
"Lalu diceritakanlah ada Raja Sunda Galuh. Sunda Galuh saya kira agak keliru penamaan itu, karena Galuh artinya brutal, jadi saya yakin tidak ada peristiwa Diah Pitaloka, wanita dari Sunda Galuh itu dipanggul-panggul dibawa ke Hayam Wuruk untuk dikawinin. Itu yang dikatakan Perang Bubat, sedangkan bubat itu artinya lapang olahraga, bukan nama tempat. Jadi di bubat yang mana dia perang? Juga di Indonesia tidak ada adat perempuan mau kawin dijunjung-junjung dianterin ke rumah lelaki, itu kagak ada, itu tidak Indonesia," tuturnya.