Semifinal Piala Gubernur Jatim 2020 mempertemukan Persebaya vs Arema FC. Laga disepakati digelar di tempat netral tanpa penonton. Stadion Soepriadi di Blitar menjadi venue.
Tempat netral dan tanpa penonton disepakati berdasarkan faktor keamanan mengingat rivalitas kedua tim dengan suporter yang fanatik. Niat baik tersebut ternyata tak berbanding lurus dengan kenyataan.
Laga di dalam stadion memang berjalan lancar dengan kemenangan Persebaya. Namun di luar stadion, massa kedua suporter tak terkendali. Ricuh dan rusuh.
Tiba di Stasiun Blitar pukul 09.00 WIB, massa bonek segera menuju ke Stadion Soepriadi di Jalan Kelud. Massa bonek datang ke stadion karena mendengar isu bahwa Aremania mendapat 4.000 tiket pertandingan. Melihat banyaknya massa, polisi mengubah kebijakan. Massa suporter yang awalnya boleh berada di ring 1 atau di luar stadion, harus bergeser ke ring 2 yang jaraknya harus lebih jauh dari stadion.
![]() |
Polisi pun menggeser massa bonek ke Sumber Udel atau sekitar 500 meter sisi barat stadion. Sementara massa Aremania dilokalisir di PPIP atau tempat parkir untuk makam Soekarno di utara stadion yang berjarak 500 meter.
Sekitar pukul 14.00 WIB, ricuh bermula. "Ada insiden kecil," ujar Kapolres Blitar Kota AKBP Leonard M Sinambela kepada wartawan, Selasa (18/2/2020).
Leo menceritakan awal mula kericuhan. Leo mengatakan sekitar pukul 14.00 WIB, massa bonek bertemu dengan massa Aremania di Jalan Kapuas. Keributan tak terhindarkan karena dipicu seorang bonek dipukul warga sekitar yang mengaku Arema. Emosi bonek langsung meluap dengan membakar ban di tengah jalan dan merembet pada pembakaran sejumlah sepeda motor.
Massa bonek dan aremania juga saling lempar. Mereka terus bentrok mulai di jalan hingga ke areal persawahan Bendo di Jalan Ciliwung. Polisi berusaha membubarkan dan memecah massa. Gas air mata pun ditembakkan.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan berdasarkan laporan yang diterima, ada tujuh sepeda motor yang dibakar massa.
Kami masih inventarisir dulu, tapi laporan yang baru masuk ada 7 kendaraan roda dua. Korban masih kami inventarisir," kata Truno.
![]() |
Sementara untuk pelaku, Truno menyebut belum mengamankan siapa dalang di balik peristiwa ini. Namun, Truno memastikan pelaku melakukan perbuatan melanggar hukum karena ada kerugian materiil dalam peristiwa ini.
Pemprov Jatim meminta maaf dan berjanji akan memberi ganti rugi atas kerusakan yang diderita warga Blitar. Pemprov juga akan membiayai pengobatan bagi yang terluka.
"Jika ada kerusakan berupa tanaman, sawah, kebun serta warung yang mungkin belum sempat terbayar, maka Pemprov Jatim telah menugaskan Kepala Kesbangpol untuk menyelesaikannya. Jika ada yang luka dan perlu perawatan, baik warga atau suporter, sepenuhnya akan ditanggung oleh Pemprov Jatim," kata Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono.