Bicara Efek Hoax Corona, Menko PMK: Warga Ramai-ramai Borong Masker

Bicara Efek Hoax Corona, Menko PMK: Warga Ramai-ramai Borong Masker

Andhika Prasetia - detikNews
Senin, 17 Feb 2020 13:04 WIB
Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy. (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta hoax mengenai virus Corona COVID-19 tidak dikembangkan. Muhadjir berbicara dampak hoax tersebut seperti banyaknya warga yang memborong masker.

"Kita tahu banyak sekali berita-berita hoax atau berita setengah hoax kalau kita ekspose sedemikian rupa bisa menimbulkan suasana chaos, suasana panik dan membikin masyarakat kita berpikir tidak rasional seperti ramai-ramai memborong masker," kata Muhadjir di gedung Bina Graha, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2020).

Muhadjir mengatakan Menkes Terawan sudah mengeluarkan anjuran soal pemakaian masker. Yakni, orang yang sakit dan orang yang bertugas memberikan pelayanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Padahal anjurannya Pak Menkes yang bermasker itu hanya mereka yang sakit dan memiliki risiko sakit karena tugasnya pelayanannya. Jadi kalau tidak itu ya tidak perlu pakai masker, kecuali kalau mereka punya duit banyak untuk beli masker karena ini sangat berbahaya untuk kepentingan kita dalam konteks ekonomi," katanya.

Senada dengan Muhadjir, Menkes Terawan Agus Putranto menyebut ada kemungkinan spekulan bermain harga karena warga ramai memborong masker. Terawan mengimbau masyarakat yang sehat tidak perlu bermasker.

"Seperti tadi, pasar akan bermain. Kita cegah pakai apa pun, pakai peraturan apa pun tetap tidak bisa karena pasar akan bermain. Karena itu saya menekankan dari WHO mengatakan yang pakai (masker) itu yang sakit. Yang kedua, yang bekerja di tempat risiko tinggi (seperti) RS dengan penyakit infeksi. Di ICU pun kalau bukan penyakit menular nggak pakai mereka," ujar eks Kepala RSPAD Gatot Soebroto ini.

Banyaknya permintaan dan sedikitnya persediaan membuat harga masker tinggi. Terawan sudah mengecek ke pabrik pembuat masker bahwa stok masker kosong lantaran banyaknya permintaan.

"Kalau tidak efisien, maka muncul irasionalitas. Percuma kita bikin peraturan apa pun. Yang kedua, saya sudah cek ke pabrik-pabrik pembuatan memang kosong kalau diorder, tapi mereka sebenarnya mereka sudah punya orderan ke pusat-pusat kesehatan sudah lengkap," ujar Terawan.

Halaman 2 dari 2
(dkp/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads