Ia menganggap komentar netizen di Twitter sebagai saran dan masukan untuk Satpol PP Surabaya. Saran dan masukkan netizen akan menjadi bahan evaluasi.
"Sebagai bahan evaluasi di masa mendatang,"kata Irvan saat dihubungi detikcom, Senin (17/2/2020).
Saat disinggung mengapa razia hanya dilakukan di Hotel menengah ke bawah, ia menjelaskan alasannya. Menurutnya, razia Hari Valentine pada Jumat (14/2) itu hanya menyisir hotel yang mengabaikan identitas atau status tamu.
"Bukannya kita diskriminasi. Yang kita sisir adalah hotel yang mengabaikan identitas, bisa langsung masuk tanpa tunjukkan identitas," jelasnya.
Namun bila ada laporan masyarakat yang merasa resah atau melihat suatu pelanggaran di hotel berbintang, Satpol PP siap melakukan penindakan. Masyarakat bisa melaporkannya.
"Kenapa tidak, kan bisa lewat 112, kepolisian. Biasanya kepolisian ajak kita (Satpol PP), kita juga ajak polisi, sudah bertahun-tahun kita kayak gitu. Tinggal kita koordinasi dengan jajaran terkait," pungkasnya.
(sun/bdh)