Sepekan ini video gerobak jalan sendiri di RSUD Wonosari, Gunungkidul dan foto mahasiswi pengurus Jamaah Muslim Geografi (JMG) Fakultas Geografi UGM yang diblur meramaikan media sosial. Berita soal video gerobak jalan sendiri menambah ramai tagar #rabuambyar yang memuncaki trending topic di Twitter, sementara itu foto blur mahasiswi bikin rektor UGM Panut Mulyono geram.
Video yang memperlihatkan gerobak berjalan sendiri di kompleks rumah sakit Wonosari, Gunungkidul diunggah oleh akun @pergusoID. Gerobak itu terlihat lambat laun bergerak sendiri tanpa ada orang yang mendorongnya. Ternyata, video itu diambil di gudang limbah B3 kompleks RSUD Wonosari.
Saat dimintai konfirmasi, pihak rumah sakit enggan mengaitkan peristiwa itu dengan mistis. Pihak rumah sakit pun mengungkap dugaan penyebab gerobak itu bisa jalan sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini penjelasan secara ilmiah. Itu siang hari dan saat itu ada orangnya. Ada banyak kemungkinan angin atau ada istilahnya ada lemparan batu atau gimana. Tapi emang gerobak itu ban depannya mudah bergerak berputar," ujar Kepala Instalasi dan Sanitasi RSUD Wonosari, Priyatno Budiharto kepada wartawan, Rabu (12/2/2019).
Meski begitu, Priyanto tidak mengetahui secara persis posisi awal dan akhir gerobak tersebut. Sebab, jika melihat posisi jalan di video tersebut, posisi jalan agak miring.
"Saya nggak tahu posisinya seperti apa. Kejadian juga tidak tahu persisnya kapan. Kebetulan bidang tanahnya juga miring. Benar di RSUD (Wonosari)," ungkapnya.
![]() |
Mengetahui video ini viral, pihak rumah sakit pun berencana untuk melacak penyebar video ini. Sebab, menurut pihak RSUD Wonosari, Gunungkidul, rekaman CCTV merupakan dokumentasi rahasia.
"Terkait ada video ini saya tahu dari pesan berantai. Setelah itu baru saya telusuri, termasuk yang menyebarkan juga akan kami usut. Sebab CCTV kan untuk pengawasan bukan konsumsi publik," kata Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUD Wonosari, Sumartono kepada wartawan, Rabu (12/2).
Masih dari Yogyakarta, tak berselang lama, postingan pengurus Jemaah Muslim Geografi (JMG) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta juga jadi sorotan. Dalam posting-an tersebut, foto mahasiswi yang menjadi pengurus JMG UGM disamarkan alias di-blur, sedangkan foto pengurus laki-laki tidak di-blur.
Pihak kampus pun turun tangan mencari klarifikasi. Dalam pertemuan dekanat dengan pengurus JMG itu, disebut foto pengurus perempuan JMG diblur karena pilihan pribadi. Pihak kampus pun menegaskan pemburaman foto itu tidak terkait radikalisme.
"Saya mengetahui ini akan memunculkan interpretasi yang bermacam. Bahkan, ada yang mengaitkan dengan radikalisme. Namun, saya nyatakan dan saya garansi, tidak ada aktivitas sempit seperti itu di Fakultas Geografi," kata ujar Dekan Fakultas Geografi UGM, Muh Aris Marfai, Rabu (12/2/2020).
![]() |
Setelah menuai polemik akhirnya foto yang diunggah Jumat (7/2) di akun Twitter JMG UGM itu pun dihapus. Keputusan itu diambil setelah foto blur itu menuai polemik. Rektor UGM Panut Mulyono pun mengingatkan secara keras agar unggahan seperti itu tak diulangi.
"Sampai sekarang, mereka sudah menindaklanjuti lebih bagus. Daripada itu membuat resah dan gundah, (foto blur) itu ditiadakan," terang Aris.
Pihak JMG UGM akhirnya buka suara soal foto pengurus perempuan yang diblur dan berujung polemik. Ketua Terpilih JMG UGM tahun 2020 Sandy Danu mempersilakan interpretasi menjadi hak dari masing-masing netizen. Dia juga menegaskan pemburaman foto itu merupakan upaya dari lembaganya untuk menjembatani keinginan beragam dari pengurus dan anggota perempuan di JMG UGM.
"Jadi, ini murni keinginan pribadi, keinginan individu teman-teman perempuan. Jadi, itu adalah jalan tengahnya. Jadi, kami blur foto itu. Ini adalah kesepakatan kami bersama dan ini juga muncul dari keinginan dari pribadi masing-masing," kata Sandy saat ditemui detikcom, di kampus UGM, Kmais (13/2).
Sandy tak menampik pemburaman foto itu bukan tuntunan Islam. Namun dia menegaskan keputusan di balik foto blur itu, sifatnya keinginan pribadi. Dia lalu menyinggung soal isu radikalisme yang disematkan terkait postingan foto tersebut.
"Tentunya, isu radikalisme yang dilontarkan kepada kami merupakan hal yang tidak berdasar. Mungkin, isu radikalisme ini jangan digoreng terus, tetapi coba kita godog terus," tuturnya.