Begini Cara Kerja Alat Pengusir Tikus yang Gunakan Tenaga Surya

Begini Cara Kerja Alat Pengusir Tikus yang Gunakan Tenaga Surya

Sugeng Harianto - detikNews
Jumat, 14 Feb 2020 14:59 WIB
Petani di Kabupaten Madiun membuat alat pengusir tikus menggunakan tenaga surya, yang aman buat manusia. Lalu, bagaimana cara kerja alat tersebut?
Alat pengusir tikus tenaga surya di Madiun/Foto: Sugeng Harianto
Madiun -

Petani di Kabupaten Madiun membuat alat pengusir hama tikus menggunakan tenaga surya, yang aman buat manusia. Lalu, bagaimana cara kerja alat tersebut?

"Jadi alat ini cara kerjanya yang pasti mencari sumber energi dari sinar matahari, yang kita namakan panel. Berfungsi menangkap sinar matahari untuk menghasilkan gelombang ultrasonic," ujar H Agus Zamroni Imron selaku pembuat alat kepada detikcom di Kelurahan Nglames, Jumat (14/2/2020).

Gelombang ultrasonik, kata Imron, merupakan suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi yang bisa didengar telinga manusia. Namun untuk alat pembasmi tikus ini, gelombang suara yang dihasilkan di atas 20 kilohertz dan hanya dapat didengar oleh beberapa hewan. Di antaranya lumba-lumba, kelelawar, paus dan tikus.

"Suara yang dihasilkan ini mampu didengar beberapa hewan termasuk tikus karena di atas 20 kiloherts," paparnya.


Sinar matahari yang ditangkap panel diubah menjadi energi listrik. Jadi para petani tidak perlu bingung untuk biaya listrik.

"Alat tersebut hanya berdaya 12 volt sehingga tidak berbahaya bagi para petani. Dan juga hebat tidak perlu membayar listrik," lanjutnya.

Saat ditemui di lahan persawahan Kelurahan Nglames, Imron menjelaskan alat pengusir tikus ini terdiri dari tiga bagian. Yaitu tiang penyangga, rumah mesin dan panel surya.


"Cara kerja alat ini yakni tenaga matahari yang ditangkap panel surya diubah menjadi energi listrik dari mesin. Listrik ini menghidupkan mesin yang menghasilkan gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik ini akan bekerja memberikan efek suara yang mengganggu tikus," imbuhnya.

Ia menambahkan, gelombang yang disetel pada frekuensi tertentu bisa mengganggu syaraf-syaraf tikus dan membuat tidak nyaman. Dengan gangguan gelombang itu, tikus tidak berani keluar dari sarangnya. Kondisi ini membuat tikus menjadi kelaparan dan akhirnya mati.

"Tikus yang ada di sarang akan mati, sedangkan tikus yang ada di luar akan lari karena tidak nyaman. Gelombang ini membuat tikus ketakutan," jelasnya.

"Dalam pembuatan alat ini, kami dibantu oleh pemerhati pertanian Madiun. Hingga akhirnya alat tersebut pun jadi. Sebelumnya kami melakukan uji coba beberapa kali," sambungnya.


Salah seorang petani, Yanto (40) menuturkan, radius jangkauan alat ini satu hingga empat hektare. Efektivitas alat ini dalam mengusir tikus sekitar 80 persen. "Kita masih berupaya untuk mengembangkan alat ini supaya radius jangkauannya lebih luas. Hasilnya, serangan hama tikus ini berkurang luar biasa. Ini kemarin tikusnya banyak banget. Tapi sekarang, sejak memasang alat gelombang ultrasonik ini, serangan tikus sudah mulai berkurang," papar Yanto.

Yanto mengaku senang karena alat itu oleh penciptanya boleh dipasarkan dengan harga antara Rp 4,5 juta hingga Rp 9 juta. Tingkatkan harga tergantung dari radius yang dihasilkan gelombang suara.

"Alhamdulillah alatnya bisa di beli dari penciptanya Pak Agus Zamroni. Bisa ringan ini petani dari serangan hama tikus," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.