Anggota Parlemen Australia Adam Paul Bandt bersalaman dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat bertemu di Australia. Peristiwa itu ramai dibahas karena Bandt tampak memakai pin Bintang Kejora, simbol yang sering diangkat Pro Papua merdeka. Begini profil Bandt.
Bandt merupakan pemimpin Partai Hijau (Australian Greens) dan Anggota Federal untuk Melbourne. Dikutip dari laman pribadinya, Adam memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas Murdoch, Australia. Sementara itu, gelar PhD-nya didapat dari Universitas Monash pada tahun 2008.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berusia 47 tahun ini dikenal sebagai politikus yang fokus untuk isu perubahan iklim, energi, ketenagakerjaan-industri dan penelitian-inovasi.
Dia terpilih pada 2010 dan membuat sejarah dengan sebagai anggota parlemen hijau pertama yang terpilih untuk Dewan Perwakilan Rakyat pada pemilihan umum. Sejak itu Adam terus terpilih kembali pada tahun 2013, 2016 dan 2019 dengan suara yang terus meningkat pada setiap pemilihan.
Simak Video "Jokowi: Indonesia-Australia Genjot IA-CEPA Dalam 100 Hari"
Sebelum menjadi anggota parlemen, Adam bekerja sebagai pengacara publik yang mewakili beberapa buruh bergaji rendah di Melbourne, termasuk pekerja lapangan di industri pakaian.
Adam juga mewakili banyak serikat pekerja dan menangani kasus-kasus yang melibatkan kebebasan berpendapat dan implementasi perjanjian internasional ke dalam hukum Australia.
Adam juga dikenal sebagai politikus Australia yang fokus pada isu HAM di Papua. Seperti dilansir dari The Guardian, Senin (10/2/2020), Adam Bandt telah mendesak Jokowi untuk membiarkan para pejabat HAM PBB untuk masuk ke wilayah Papua. Papua disebutnya masih bergejolak. Hal itu dia sampaikan usai Jokowi berpidato di hadapan Parlemen Australia.
"Terima kasih atas pidatonya, terima kasih atas komentar Anda tentang perubahan iklim, sekarang tolong selesaikan sesuatu tentang West Papua," kata Adam.
Adam Brandt bersama dengan rekannya, senator Victoria Richard di Natale juga menyampaikan surat untuk mendorong Indonesia membuka akses tidak terbatas ke Papua.
"Kami meminta Anda untuk mengimplementasikan komitmen itu... kami juga menyambut pernyataan Anda sebelumnya yang menunjukkan bahwa Anda akan mencabut pembatasan akses bagi wartawan asing dan pemantau hak asasi manusia, dan meminta Anda mempercepat janji ini," lanjut Adam.
Sebelumnya, dari foto yang beredar, Jokowi dan Adam bersalaman saat Kepala Negara RI ini mengunjungi gedung parlemen Australia di Canberra. Adam yang bersalaman dengan Jokowi, dalam foto yang beredar dan ramai jadi perbincangan, tampak mengenakan pin bintang kejora, yang diasosiasikan dengan pro-Papua merdeka.
Saat dimintai tanggapan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut bahwa Jokowi tidak mungkin mengenali satu per satu orang yang disalaminya. Moeldoko sendiri turut ikut mendampingi Jokowi ke Australia.
"Ya Pak Jokowi kan orang baik. Semua disalami. Kan nggak bisa dikenali satu per satu. Saya kira itu yang senatornya," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (12/2/2020).
Moeldoko lantas berbicara bahwa para anggota parlemen Australia memberikan tepuk tangan kepada Jokowi usai Presiden RI menyampaikan pidatonya. Jokowi memberikan pidato mengenai hubungan Indonesia-Australia sampai urusan pemindahan ibu kota.