Arkeolog dari Balai Arkeologi Jabar, Lutfi Yondri, meragukan penemuan patung batu di kawasan Taman Rekreasi Batu Mahpar, Kampung Tegal Munding, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia menyebut patung tersebut buatan baru atau bukan artefak.
Temuan tersebut menyerupai patung manusia kerdil, patung monyet, di lokasi juga ditemukan patung ganesa. Penggalian dilakukan dengan melibatkan karyawan dan tukang pada Minggu (9/2). Mantan Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan, sebagai pemilik lokasi Wisata Batu Mahpar, ikut menyaksikan.
"Menurut saya seperti bikinan baru, saya lihat-lihatnya baru dipahat, tidak masuk (benda-benda) arkeologi. Itulah kejelian arkeolog," kata Lutfi saat dihubungi via telepon genggam, Rabu (12/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, untuk mengetahui nilai sejarah sebuah benda harus dilihat dari bahan dan bentuknya. Secara sepintas terlihat patung itu terbuat dari batu cadas atau batu pasir. Jenis bebatuan itu sangat mudah untuk diubah bentuknya.
"Itu batu pasir atau cadas memang bahan lama. Tapi pembuatan baru," ucap dia.
Simak Juga Video "Arca Kuno Diduga Sebagai Nisan Kubur Ditemukan Pinrang"
Lutfi menuturkan kepercayaan masa lalu, patung manusia itu digunakan untuk pemujaan arwah leluhur. Sementara patung ganesa sudah termasuk pemujaan dalam konsep agama Hindu. Artinya, jika ditemukan patung-patung itu dalam satu lokasi yang berdekatan, ada ketidaksesuaian.
"Tidak sesuai dengan pakem arkeologi, baik dalam waktu maupun masa budaya. Kalau dikaitkan dengan Kerajaan Galuh tidak sama. Kalau kerajaan Sunda dan Galuh itu sudah membuat konsep kepercayaan yang tidak seperti itu lagi," tutur Lutfi.
Ia menduga pembuatan patung-patung tersebut berkaitan dengan daya tarik pariwisata di Taman Rekreasi Batu Mahpar. "Menurut saya ini lebih ke tujuan wisata. Kepentingan wisata saja," ujar Lutfi.
Pihaknya berencana akan mendatangi lokasi penemuan patung tersebut pekan depan. Hal ini untuk memastikan langsung keaslian patung tersebut.