Posting-an foto pengurus Jamaah Muslim Geografi (JMG) Universitas Gadjah Mada (UGM) menuai kontroversi. Sebab, foto perempuan di struktur organisasi itu diblur. Berikut ini suara pro-kontra mahasiswa Fakultas Geografi UGM terkait hal itu.
Salah seorang mahasiswa Fakultas Geografi UGM, Lulun Kusumaningsih, tak sepakat dengan foto blur pengurus perempuan JMG. Menurutnya, para mahasiswi di dalam foto itu sudah menutup auratnya.
"Di fotonya kan sudah menutupi aurat. Nggak perlu diblur lagi," ujar Lulun saat berbincang dengan detikcom di kampusnya, Selasa (11/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapat senada dilontarkan Risto. Mahasiswa angkatan 2018 ini menyampaikan, pemburaman foto wajah perempuan tidak diperlukan. Namun, menurutnya, keputusan itu kembali lagi pada keinginan pribadi masing-masing.
"Itu keputusan JMG, sudah dipikir matang-matang. Jadi terserah mereka. Namun, menurut saya pribadi, (foto) wajah mereka tidak perlu diblur," tegas Risto.
Pendapat lain datang dari mahasiswa Akbar Nur Aditomo. Dia tidak mempermasalahkan unggahan foto yang diblur.
"Sebenarnya, tidak apa-apa jika fotonya diblur. Yang penting, perempuan yang difoto tahu dan setuju jika fotonya diburamkan," ujar Akbar.
Tanggapan serupa datang dari Farida. Ia berpendapat, kalau pilihan pribadi menginginkan foto diblur, tidak ada masalah.
"Kalau ada keinginan fotonya agar diblur datang dari dirinya, ya tidak apa-apa," kata mahasiswi angkatan 2019 ini.
Diberitakan sebelumnya, foto mahasiswi pengurus JMG UGM di akun Twitter-nya @JMG_UGM ramai dibicarakan di media sosial. Sebab, dalam posting-an tersebut, foto mahasiswi yang menjadi pengurus JMG UGM disamarkan alias diblur, sedangkan foto pengurus laki-laki tidak diblur.
Akun tersebut masih bisa diakses pada pagi hari tadi. Namun sejak siang ini akun tersebut telah di-protect.
Pantauan detikcom, foto yang jadi kontroversi di media sosial itu merupakan foto susunan kepengurusan JMG UGM. Tertulis dalam keterangan foto yang di-posting, "Inilah susunan kepengurusan JMG 1441-1442 H". Foto tersebut di-posting pada Jumat (11/2).
Salah satu akun yang mengomentari foto tersebut adalah Sekjen PSI Raja Juli Antoni. Melalui akun Twitter miliknya, yakni @AntoniRaja, dia menulis, "Fiqh apa yang mengajarkan foto perempuan harus diblur Gus @na_dirs @sahaL_AS @Ayang_Utriza." Cuitan Toni ini mendapat respons dan balasan netizen.