Pendaftaran calon ketua umum (Caketum) Partai Amanat Nasional (PAN) dibuka pagi tadi. Asman Abnur menjadi bakal caketum PAN yang mendaftar pertama. Ia didampingi sejumlah pendukungnya, di antaranya Bima Arya Sugiarto, Noviantika Nasution dan Sahrin Hamid.
Asman menyatakan kedatangannya ke DPP menunjukkan keseriusan untuk bertarung di Kongres V PAN Kendari, 10-12 Februari 2020 mendatang. Secara khusus ia menggarisbawahi pernyataan sejumlah pihak yang sebelumnya meragukan keseriusannya.
"Hari ini menjadi bukti bahwa klaim beberapa pihak yang menyatakan ada Caketum yang akan bergabung, itu sama sekali tidak benar," tegasnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asman meyakini pada Kongres nanti yang berlangsung di Kendari, dirinya menang dan visinya didukung oleh banyak pihak. "Saya sudah mengkalkulasi semuanya, dan Insya Allah menang", imbuhnya.
Bicara kalkulasi kekuatan suara di Kongres, Asman menyatakan sudah bertemu dengan lebih dari 500 pemegang suara, baik DPW dan DPD. Silaturahmi dari hati ke hati dilakukan secara maraton sejak tiga bulan lalu.
Pertemuan dengan voters semuanya bersifat tertutup, dengan hanya melibatkan lima sampai sepuluh orang tiap sesinya. Gaya Gerilya Politik AA ini sebagai antitesa dari strategi kandidat lainnya yang mengumpulkan pemegang suara secara massal dalam acara yang sarat seremonial.
"Semuanya mengalir, pelan tapi pasti, saya ke daerah, ngopi dengan 4 sampai 5 voters, sharing tentang sejumlah isu baik nasional maupun daerah, sampai akhirnya membahas bagaimana perbaikan partai ke depan", ulasnya.
"Alhamdulilah, hampir semua DPW dan DPD yang ditemuinya nyambung dengan apa yang menjadi keyakinannya. Istilahnya, saya mengambil hati mereka dengan diskusi yang rasional dan memberikan keyakinan untuk maju dan menang," ungkap Mantan Menteri PAN-RB ini.
Dengan strategi gerilya tersebut Asman yakin mampu meruntuhkan tembok 'karantina' yang dibangun calon lain. Karantina Voters, bagi Asman tidak manusiawi, apalagi di era modern seperti hari ini.
"Justru kita harus memberikan kemerdekaan berfikir agar partai ini bangkit kembali, setelah hasil buruk di Pileg 2019", katanya.
Apalagi, kata AA tidak ada jaminan orang yang dikarantina akan bisa diarahkan di bilik suara. "Kita tunggu nanti di Kendari, jurus gerilya akan mengalahkan karantina, rasionalitas dan modernitas mengalahkan konservatisme berfikir," pungkasnya.
(prf/ega)