47 lubang tambang emas ditemukan tersebar di Gunung Tanjung dan Gunung Peti kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Lubang itu ditemukan tersembunyi di perbukitan area tersebut.
Pengamatan detikcom, lubang itu memiliki pintu masuk dengan tinggi 1,5 meter dengan lebar 1 meter. Pinggiran lubang terpasang bambu penahan agar bagian atas lubang tidak ambruk. Ketika masuk ke dalam aparat terpaksa harus sedikit membungkuk, tidak ada penerangan di dalam lubang tersebut.
Terlihat kabel putih berserakan, kabel itu memanjang dari pintu lubang hingga ke area dalam. Menurut informasi dari petugas yang melakukan operasi, daya listrik diperoleh dari Generator Set (Genset) yang berada di luar mulut lubang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih di sekitar mulut lubang ditemukan karung berisi bebatuan hasil galian para Gurandil atau penambang ilegal. Batuan itu masih mentah belum diolah menggunakan mesin glundung yang nanti pada prosesnya akan dicampur menggunakan cairan merkuri.
"Ini juga membahayakan lingkungan hidup, makanya kita hentikan. Bayangkan saja bagaimana merkuri ini terserap ke bumi atau terbuang ke aliran air, lalu dampaknya nanti ke masyarakat atau lingkungan di sekitar lokasi ini," kata Kapolres Sukabumi, AKBP Nuredy Irwansyah Putra kepada detikcom, Kamis (6/2/2020).
Polisi kemudian merobohkan gubuk yang berada di mulut lubang. Puing-puingnya kemudian di jejalkan untuk menutup lubang tambang liar tersebut. Belasan karung berisi batu siap olah disobek polisi, isinya kemudian dituangkan ke dalam mulut lubang.
Polisi juga mengamankan mesin genset dan beberapa alat berupa mesin glundung yang digunakan untuk mengolah bebatuan tambang. Seluruh barang bukti itu dibawa petugas ke Mapolres Sukabumi.
"Kegiatan operasi tambang illegal ini dalam rangka menyelamatkan lingkungan alam kita. Peristiwa bencana alam tanah longsor dan banjir di beberapa wilayah seperti Lebak Banten dan Bogor kuat dugaan akibat rusaknya alam salah satunya adanya kegiatan penambang liar tanpa ijin seperti ini. Hasil pemetaan ada 7 blok dengan jumlah lubang 47 lubang tersebar di kawasan ini, kita tutup semuanya," tegas Nuredy.
Di area perbukitan yang sama, Nuredy menunjukan tebing bukit yang longsor. Tidak jauh dari lokasi berjejer beberapa gubuk tempat gurandil biasa menambang secara liar.
"Untung saja area longsoran itu bukan di atas perkampungan, makanya kita tutup kita pasangi garis polisi agar mereka tidak beroperasi lagi. Pengawasan juga akan kita lakukan," tandas Nuredy.