Ajeng Dinda Lestari (20), atlet gulat berprestasi asal Brebes, Jawa Tengah, terpaksa putus kuliah. Selain dari keluarga tidak mampu, dia tidak mendapatkan beasiswa dari pemerintah.
Pada usia yang masih muda, Ajeng sudah malang melintang di berbagai event kejuaraan. Piala, piagam, dan medali sudah banyak dikoleksinya. Event bergengsi yang pernah diikutinya adalah PON 2017 di Jawa Barat dan terakhir Porprov Jateng 2019. Di Porprov Jateng 2019, Ajeng meraih juara I kelas 46 kg gaya bebas putri.
Namun prestasi di bidang olahraga tidak mendukung studinya. Ajeng putus kuliah saat masih semester kedua di Jurusan Teknik Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang (Unnes). Selain memang dari keluarga tidak mampu, sebagai atlet berprestasi, Ajeng tidak mendapat beasiswa sama sekali.
"Sempat mengikuti semester kedua. Tapi akhirnya keluar (dari Unes) karena tidak punya biaya," tutur Ajeng saat ditemui di rumahnya di Desa Wanasari, Kecamatan Wanasari, Brebes, Kamis (6/2/2020).
Keinginan kembali kuliah masih disimpannya. Dia mengaku iri terhadap atlet daerah lain yang mendapatkan beasiswa atas prestasinya. "Beberapa atlet Brebes pindah ke kota lain dengan jaminan beasiswa, sehingga mereka bisa tetap kuliah," terang Ajeng.
Ajeng merupakan anak keenam dari pasangan Sumanan dan Sertiwi. Ayahnya bekerja serabutan, sedangkan ibunya hanya mengurusi rumah tangga dan kadang-kadang berjualan keliling.
Wakil Sekretaris KONI Kabupaten Brebes Edy Suwarko membenarkan Ajeng putus kuliah karena tidak memiliki biaya. "Dia (Ajeng) bisa masuk Unnes dari jalur prestasi, bukan Bidik Misi. Jadi biaya kuliah dan biaya hidup kudu ditanggung sendiri," ungkap Edy Suwarko.
![]() |
Menurut Edy, KONI sejauh ini hanya bisa mengupayakan bantuan kuliah melalui Bidik Misi. Dengan program ini, atlet mendapat bantuan biaya kuliah dan subsidi penginapan.
"Jadi tidak semua ditanggung sama program Bidik Misi. Bantuan penginapan pun biasanya asrama, tapi kan kuotanya terbatas. Kalau yang tidak kebagian asrama dapat bantuan subsidi penginapan. Biaya hidup dan transportasi ditanggung sendiri," jelas Edy, yang juga Ketua Harian Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Brebes.
![]() |