Masyarakat Kota Tua Penagi di Kota Ranai, Natuna, sempat panik soal kedatangan 238 WNI dari Wuhan, China. Kota ini sempat sepi karena sejumlah warga sempat mengungsi.
Kota Tua Penagi berposisi paling dekat dengan lokasi observasi WNI dari Wuhan. Jaraknya sekitar 1,3 km dari ring satu kawasan observasi.
"Warga pagi Minggu itu sudah ada yang berkemas untuk mengungsi ke rumah sana keluarganya masih di Ranai juga, cuma mereka mengungsi ke rumah sanak saudaranya yang jaraknya jauh dari kawasan bandara," kata Ketua RT 01 Panagih, Yohanes Suprianto, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (6/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kedatangan WNI dari China sempat membuat mereka cemas, terlebih viralnya konten tentang korban-korban virus corona di media sosial (medsos). Ketakutan mereka makin tak karuan karena minimnya sosialisasi pemerintah setempat terhadap wargannya.
Diketahui, Kota Tua Penagi ini juga pintu gerbang masuk ke kawasan Bandara Raden Sadjad di Ranai. Dekatnya kampung ini ke kawasan observasi membuat warga ketakutan menjelang kedatangan WNI dari Wuhan pada Minggu (2/2) lalu.
Setelah datang WNI dari Wuhan, masyarakat panik melihat petugas di bandara yang menyambut mengenakan baju bak astronot.
Simak Video "Aksi Robot Bantu Hadapi Kekacauan Akibat Virus Corona"
"Siangnya warga kami yang mengungsi bertambah banyak. Tercatat ada 29 KK (kepala keluarga) atau sekitar 93 jiwa. Mereka umumnya mengungsi ke rumah keluarganya," kata Yohanes.
Kampung Penagi ini sempat sepi. Usai kedatangan WNI dari Wuhan, pintu rumah penduduk tertutup rapat. Mereka juga tak berani keluar rumah.
"Sorenya ada dari dinas kesehatan sosialisasi ke masyarakat untuk tetap jaga kebersihan, terutama selalu mencuci tangan. Sosialisasi ini mulai mengobati keresahan warga," kata Yohanes.
![]() |
Malam harinya, warga pun melakukan ronda. Ini karena ada 29 KK yang meninggalkan rumahnya. Situasi kawasan kota tua ini sepi aktivitas warga. Mereka tak ada yang berani keluar rumah di bawah bayang-bayang akan ancaman penyebaran virus corona dari WNI yang datang dari Wuhan itu.
"Warga ketakutan karena minimnya sosialisasi dari pemerintah. Wajar saja warga saya panik, karena minimnya informasi," kata Yohanes.
Kawasan kota tua ini, sempat lumpuh karena imbas kecemasan yang luar biasa. Warung-warung semua tutup, warga yang biasanya usaha buat kue, semuanya tak beraktivitas.
"Kondisi itu kami rasakan selama dua hari. Namun akhirnya berangsur psikologi masyarakat bangkit kembali. Sekarang warga mulai beraktivitas kembali," kata Yohanes.
Warung-warung makanan yang ada di Penagi pun mulai bergeliat. Salah satunya warung makan Cak Kirun. Setelah sempat tutup beberapa hari, warung ini kembali buka.
![]() |
Komandan Korem (Danrem) 033/Wira Pramata Brigjen Gabriel Lema menilai ketakutan warga sebagai sesuatu yang manusiawi. Orang nomor satu di jajaran TNI AD di Kepri ini sempat berbincang dan mengucapkan terima kasih kepada pemilik warung makan Cak Kirun.
"Kalau soal rasa waswas warga di sini hal yang wajar saja. Sangat manusiawi dan itu dirasakan kita semua," kata Brigjen Gabriel.