Polda Metro Jaya menggagalkan peredaran sabu 288 kg dengan bertanda kode khusus '555' yang diduga berasal dari Iran. Masih adanya pemasok sabu dari negara lain ke Indonesia karena peminatnya banyak.
"Ya jawabannya mungkin mudah ya, karena permintaannya masih banyak," kata Wakil Direktur Narkoba Polda Metro Jaya AKBP Sapta Maulana saat berbincang dengan detik.com, Rabu (5/2/2020)
"Kenapa permintaannya banyak, ya karena memang pemakainya masih banyak. Selama permintaan masih banyak barang pasti masuk dengan cara apapun, namanya keuntungan, strategi bisnis juga. Narkoba ini sangat memprihatinkan jumlah pemakainya," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi menyebut sabu 288 kg yang baru diungkap itu berkualitas baik. Sebab, tidak ada campuran kandungan lain di narkotika itu.
"Ya hasil labfor narkotika ya 100 persen amfetamin, artinya tidak ada campuran lain," jelas Sapta.
Untuk menindaklanjuti kasus ini, Sapta menyebut pihaknya akan bekerja sama dengan negara-negara lain. Pihaknya juga masih memburu bandar besar pemilik dari narkotika itu.
"Langkah pengembangannya kita masih tahap pengembangan menanyakan kepada pihak-pihak terkait, kita kerja sama juga dengan beberapa negara tetangga yang menangkap kasus-kasus narkoba dalam jumlah yang cukup besar," kata Sapta.
Polda Metro Jaya juga akan mensosialisasikan bahaya penggunaan narkotika. Polisi akan turun ke acara-acara yang ramai pengunjungnya.
"Kami akan coba melakukan sosialisasi, penyuluhan, mungkin kami akan turun di acara-acara seperti car free day, kami akan mencoba lebih mensosialisasikan bentuk-bentuk narkotika itu sendiri kepada masyarakat sehingga mereka tahu. Mungkin ada anaknya yang remaja didapati ada barang ini yang mereka nggak tahu akhirnya jadi tahu," kata Sapta.
Seperti diketahui, jajaran Polda Metro Jaya menggagalkan peredaran 288 kg sabu di Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Polisi menembak mati 3 kurir yang membawa sabu itu.
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana sebelumnya menyebut para tersangka memiliki senjata api. Jumlah senjata api diduga lebih dari satu pucuk.
"Ada tiga tersangka yang memang tadi melakukan perlawanan dan kita perkirakan mereka tidak hanya bawa 1 senpi, dengan melakukan penembakan pada petugas, sehingga anggota unit Opsnal lakukan tindakan tegas dan terukur, karena lakukan perlawanan tadi dan yang bersangkutan meninggal dunia," jelas Irjen Nana Sudjana sebelumnya.