9 Ekor Sapi Mati Mendadak, Kadis Peternakan Situbondo: Beri Makan Berimbang

9 Ekor Sapi Mati Mendadak, Kadis Peternakan Situbondo: Beri Makan Berimbang

Ghazali Dasuqi - detikNews
Rabu, 05 Feb 2020 08:57 WIB
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Situbondo, drh Hasanuddin Riwansia
Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Situbondo, drh Hasanuddin Riwansia (Ghazali Dasuqi/detikcom)
Situbondo - Sejumlah ternak sapi di Situbondo mati secara tak lazim. Dalam tempo 5 hari, ada 9 ekor sapi milik warga Dusun Selatan Desa Bantal Kecamatan Asembagus, mati mendadak dengan gejala sama. Selain bagian perut kembung, sapi juga mengalami kejang-kejang atau gemetar, lalu ambruk dan mati. Tak heran, kondisi ini membuat para peternak sekitar jadi resah.

"Saya juga khawatir pak. Apalagi kandang sapi saya tak begitu jauh dengan kandang 2 ekor sapi yang mati itu. Makanya, kami agak lega ada orang dinas yang turun langsung ke sini," ujar Buyama, seorang warga Dusun Selatan kepada detikcom.

Menanggapi itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Situbondo, drh Hasanuddin Riwansia meminta agar warga tidak terlalu khawatir. Menurut dia, pihaknya saat ini memang belum bisa menentukan penyebab kematian 9 ekor ternak, apakah karena penyakit atau disebabkan virus. Sebab, pihaknya masih harus menunggu hasil uji laboratorium.

"Tetapi bisa juga kematian ternak itu karena faktor pakan, air, atau tanah di lingkungan sekitar," kata drh Hasanuddin, Rabu (5/2/2020)

Apalagi di musim hujan seperti sekarang, kondisi rumput tentu sering basah. Menurut pria yang akrab disapa drh Udin itu, pemberian rumput saat kondisi basah sangat berpeluang untuk mengganggu pencernaan sapi. Ketika pencernaan terganggu, sapi akan mengalami tympani atau perut kembung. Dengan kondisi kembung, maka hampir 100% sapi tidak bisa tertolong setelah lewat 15 menit.

"Kita sudah pernah menguji masalah itu di lab. Sebelum 15 menit saja sudah banyak yang tidak tertolong. Apalagi di masyarakat kita, yang biasa memberi pakan lalu ditinggal. Jadi tidak terpantau. Nah, gejala sapi yang mati itu salah satunya juga mengalami perut kembung," tandas drh Udin.

Karena itu, menurut drh Udin, tidak ada yang perlu dicemaskan terkait kematian 9 ekor ternak sapi di Kecamatan Asembagus. Dia hanya memberikan arahan, agar para peternak lebih memiliki pemahaman, terutama dalam hal penyajian pakan untuk ternaknya. Sebab, pemberian porsi pakan yang tidak berimbang juga bisa berpotensi menimbulkan tympani dalam perut sapi.

"Porsi pakan yang kekurangan mineral yang namanya magnesium itu juga berpotensi kejang-kejang, mulut tidak berbusa dan mati. Makanya, peternak tidak perlu khawatir dengan kejadian ini. Cukup pemberian porsi pakan ternaknya saja harus berimbang," pungkas drh Udin.

Untuk pemahaman itu, Kabid Keswan dan Masyarakat Veteriner DPKH Situbondo, Sulistiyani menyarankan, agar para peternak lebih aktif berkoordinasi dengan petugas atau manteri peternakan yang ada di lapangan. Termasuk yang terkait dengan pemberian porsi pakan berimbang terhadap ternak sapinya.

Tonton juga Avanza Pembawa Sapi Curian Terguling, Sopir Kabur :

[Gambas:Video 20detik] (fat/fat)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.