Tim forensik Bidang Dokkes Polda Jatim turun langsung ke Bondowoso untuk mengautopsi mayat yang ditemukan membusuk. Hasilnya, penyebab kematian korban diduga pembunuhan.
"Dari hasil autopsi, penyebab kematian korban diduga ada kekerasan fisik yang mengarah ke pembunuhan," ungkap Kasat Reskrim Polres Bondowoso AKP Jamal kepada detikcom saat di ruang jenazah RSD dr Koesnadi, Selasa (4/2/2020).
Jamal mengatakan ada bekas jeratan tali kabel yang melilit leher. Hanya, Jamal belum bisa memastikan apakah korban dibunuh di tempat itu atau di tempat lain.
"Masih terus kami kembangkan. Doakan saja segera terungkap," kata Jamal.
Pantauan detikcom, tim forensik Bidang Dokkes Polda Jatim dibantu petugas pemulasaraan jenazah RSD dr Koesnadi melakukan autopsi sekitar 6 jam, sejak pukul 11 siang hingga pukul 5 sore.
Tim forensik yang dipimpin langsung AKBP dr C Bambang bersama empat anggotanya tersebut bekerja secara cermat dan saksama. Satu per satu organ tubuh korban dibedah, lalu diteliti untuk mencari tahu penyebab kematiannya.
Adapun ciri-ciri fisik mayat berjenis kelamin perempuan tersebut, sebagai berikut :
- Tinggi sekitar 146 cm
- Umur diperkirakan 25-35 tahun
- Rambut lurus dicat warna merah/cokelat, dengan panjang kurang-lebih 52 cm
- Wajah dengan kontur tulang rahang atau gigi agak menonjol atau tonggos.
Saat ditemukan, korban mengenakan baju terusan mirip daster, warna hijau bermotif batik. Juga memakai sandal dengan merek Polo Ralph House, warna krem dengan tali warna merah marun.
Diberitakan sebelumnya, sesosok mayat perempuan ditemukan di kebun pinus tepi jalan raya jurusan Jember, tepatnya di Desa Taman, Grujugan. Belum diketahui secara pasti penyebab kematian korban. Namun diduga kematiannya tidak wajar.
Polisi mengaku masih kesulitan mendeteksi mayat Mrs X di Bondowoso. Sebab, barang bukti yang ditemukan di sekitar lokasi sangat minim. Tak ada selembar pun identitas.
Selain itu, kondisi mayat berjenis kelamin perempuan ini mulai rusak, sehingga identifikasi melalui sidik jarinya juga sulit.