Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi B, Gilbert Simanjuntak, mengeluarkan isu bahwa proyek LRT fase II Pulogadung-Kebayoran Lama dibatalkan pemerintah pusat. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut tidak membatalkan proyek itu, tapi juga belum memberikan izin.
"Jalur LRT koridor Timur-Barat dengan rute Pulogadung-Kebayoran Lama dibatalkan oleh pusat karena LRT ini berbenturan dengan proyek MRT koridor Timur Barat rute Cikarang-Ujung Menteng-Kalideres-Balaraja. Ini sama saja Pemprov DKI mencoreng muka sendiri," ujar Gilbert Simanjuntak dalam keterangannya, Selasa (4/2/2020).
Menurut Gilbert, terdapat anggaran untuk pembangunan LRT tersebut senilai Rp 154 miliar di APBD DKI 2020. Anggaran tersebut tidak akan terpakai jika proyek tidak dilakukan.
"Iya, Rp 154 miliar. Dan anggaran ini bakalan jadi Silpa (sisa lebih perhitungan anggaran). Tetapi apakah itu kemudian mau dimasukkan anggaran berikut di dalam APBD Perubahan, atau dianggarkan ke tahun depan untuk tetap LRT," kata Gilbert.
Kemenhub membantah soal adanya pembatalan izin pembangunan LRT. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta disebut hanya perlu mengubah trase atau koridornya.
"Oh nggak begitu maksudnya. Jadi memang kalau trase MRT east-west itu kan sudah lama ya, tahun 2013, dan sekarang ini sedang dilakukan proses untuk penetapan trasenya. Nah, ini diminta, kebetulan DKI kan juga ada LRT Jakarta yang dari Pulogadung sampai Kebayoran Lama. Nah, ini trasenya diminta menyesuaikan," ucap Direktur Prasarana Perkeretaapian Ditjen KA Kemenhub Heru Wisnu saat dihubungi terpisah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Video "Ketua DPRD Natuna: Warga Resah Karena Jarak Observasi WNI Cuma 1,2 Km"
Ada jalur yang sama antara LRT Pulogadung-Kebayoran Lama dan MRT Barat-Timur sehingga Pemprov DKI harus mencari jalur lain agar tidak berbenturan.
"Kalau melihat koridornya, kalau ditarik garis lurus sih mestinya iya. Karena kalau Pulogadung itu kan lewatnya Jalan Perintis Kemerdekaan ya, terus Suprapto, lurus, terus Tugu Tani, terus Kebon Sirih, terus KS Tubun ya. Kalau lurusnya ya seperti itu, kebetulan kalau MRT east-west kan di situ juga sebetulnya kan ya," kata Heru.
Kemenhub tidak meminta perubahan jurusan Pulogadung dan Kebayoran lama. Mereka hanya diminta memodifikasi koridornya.
"Kalau dari DKI, saya pikir bisa nanti menyesuaikan koridornya nanti kan bisa. Asalnya mungkin dari Pulogadung, terakhirnya mungkin di Kebayoran Lama, tapi lewatnya mana. Nah ini (Kementerian) Perhubungan mintanya seperti itu, supaya menyesuaikan trasenya," kata Heru.