"Kami memang belum melakukan autopsi menyeluruh. Tapi secara kasat mata, ada bekas jeratan tali di leher," ungkap Mualis, petugas pemulasaraan jenazah RSD dr Koesnadi Bondowoso, ditemui di kamar mayat, Senin (3/2/2020).
Ditambahkan Mualis, kesimpulan penyebab kematian memang baru diketahui setelah dilakukan autopsi menyeluruh. Namun, ungkap Mualis, secara kasat mata sudah 90 % karena tidak wajar.
"Hasil finalnya nanti saja setelah autopsi total. Dari situ akan diketahui kapan meninggalnya, karena apa, dan lainnya," tandas Mualis.
Saat ditemukan, posisi mayat berusia sekitar 40 tahunan tersebut tertutup dedaunan dan ranting kering. Yang tampak hanya bagian betis kaki. Kuat dugaan, mayat sengaja ditutupi daun dan ranting kering agar tak terlihat.
Tak ada selembar identitas pun yang ditemukan dari mayat yang tampak mengenakan baju terusan berwarna hijau motif batik. Tak jauh dari mayat ditemukan pula sepasang sandal perempuan dan botol air mineral.
Mayat ditemukan dalam posisi tertelungkup di kebun pinus tak jauh dari jalan raya jurusan Jember, tepatnya di Desa Taman, Grujugan. Saat ditemukan, kondisi mayat sudah mulai membusuk.
"Memang tak ada selembar pun identitas. Yang kami temukan cuma sandal dan botol air mineral. Untuk mengidentifikasi lebih mendalam, mayat akan dilakukan autopsi," kata Kasat Reskrim Polres Bondowoso AKP Jamal saat ditemui di TKP.
Mayat pertama kali ditemukan oleh Ibrahim, warga setempat. Saat itu dia melintas di jalan raya jurusan Bondowoso-Jember. Mendadak dia mencium aroma menyengat.
Setelah ditelusuri, bau menyengat itu berasal dari mayat yang posisinya hanya sekitar 20 meter dari jalan raya. Kuat dugaan, mayat tersebut sudah meninggal seminggu sebelumnya.
Tonton juga video Dua Bulan Hilang, Pelajar Ditemukan Tinggal Tulang:
[Gambas:Video 20detik] (iwd/iwd)