Bagi masyarakat Jawa Barat, Situ Ciburuy tentunya sudah tak asing lagi di telinga. Danau buatan seluas kurang lebih 25 hektare itu bahkan diabadikan dalam lagu Bubuy Bulan, ciptaan Benny Corda.
Danau seluas kurang lebih 25 hektare itu dibendung pada akhir tahun 1800-an, oleh seorang Belanda yang bernama Bempi. Ia menerima titah Ratu Belanda Wilhemina untuk membendung dua aliran sungai.
Ketua Forum Masyarakat Pecinta Ciburuy (Formacib) Agus Solihin mengatakan, dahulu Situ Ciburuy itu merupakan lembahan yang dalam. Konturnya, seperti perbukitan yang berkelok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu kedalamannya lebih dari 10 meter, sekarang airnya semakin mendangkal. Mungkin karena sedimentasi, tapi istimewanya ikannya tak pernah habis," kata Agus saat dihubungi detikcom, Rabu (29/1/2020).
Jauh sebelum itu, lanjut Agus, Situ Ciburuy merupakan tempat pemandian sepasang badak. Konon, masyarakat Ciburuy menyebutnya badak hideung (hitam) dan badak bodas (putih) karena warna badannya.
"Badak bercula satu itu memang ada di Ciburuy, ini cerita dari leluhur," kata Agus.
Kemudian, memasuki masa kerajaan. Situ Ciburuy dijadikan panggung kesenian dan arena laga bagi para jawara. "Kemudian, orang menang dalam arena itu, akan diutus ke medan perang. Yang menang dijadikan pemimpin," ucapnya.
Ada juga cerita lainnya yang diturunkan secara turun menurun, kata Agus, yakni tentang ikan Silayung yang ukurannya raksasa. "Ada karuhun Sidongkll dan kemudian bende atau lonceng, kemudian ada tulisan Arab dalam daun nipah," kata Agus.
Saat musim kemarau, kata Agus, air Situ Ciburuy kerap mendangkal. Ikan menjadi sulit didapatkan, meski wilayah yang digenangi air makin sedikit. "Anehnya kalau hujan turun, ikannya jadi banyak. Saya juga bisa dapat ikan seberat 1,5 kg," katanya.
Saat ini, Agus dan rekan-rekannya dari Formacib berusaha melestarikan Situ Ciburuy yang kini menjadi objek wisata. "Kita coba melestarikan warisan leluhur ini, secara swadaya," ujarnya.
(mso/mso)