Cerita Mahasiswa Kurung Diri Selama Sebulan Karena Takut Virus Corona

Cerita Mahasiswa Kurung Diri Selama Sebulan Karena Takut Virus Corona

Ghazali Dasuqi - detikNews
Sabtu, 01 Feb 2020 19:16 WIB
mahasiswa asal situbondo kuliah di china
Moh Taufik Kurrahman (Foto: Ghazali Dasuqi)
Situbondo - Lega sekaligus gembira. Begitu yang dirasakan Moh Taufik Kurrahman (21), begitu tiba di rumahnya di Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, pada Jumat (31/1) sore.

Hampir satu bulanan ini, mahasiswa semester tiga Xian Jiaotong University itu mengurung diri dalam asramanya, di 41 Youyi East Road, Distrik Beilin Xian Shanxi China. Apalagi, kalau bukan karena takut dengan mewabahnya virus Corona.

"Selama sebulan saya tidak keluar asrama. Hanya keluar untuk belanja keperluan sehari-hari. Sekali belanja itu bisa untuk kebutuhan seminggu. Karena bagi kami, virus Corona itu sangat menakutkan," kata Taufik ditemui detikcom di rumahnya, Sabtu (1/2/2020).

Taufik menuturkan sejak virus mematikan itu mewabah, kampus tempatnya kuliah memang sedang libur musim dingin. Namun begitu, mahasiswa Jurusan International Trade Fakultas Ekonomi itu seketika juga harus menghentikan berbagai aktivitas lainnya. Di antaranya, seperti kegiatan ngaji bareng bersama para TKI di setiap hari libur.

"Biasanya setiap Minggu itu kami menggelar ngaji bareng dengan para TKI di sana. Tapi karena virus itu, kami mengurangi aktivitas di luar rumah," tandas putra dari pasangan H Munawar-Hj Lasmiwati itu.

Tak hanya mengurung diri dalam asrama saja. Mahasiswa yang juga pengurus PCI Nahdlatul Ulama di China itu mengaku, untuk mengantisipasi penularan virus Corona dirinya juga semakin ketat menjaga kebersihan. Sejak itu Taufik tak pernah lepas dari menggunakan masker khusus. Selain itu, Taufik juga semakin rutin cuci tangan setiap memegang benda apapun.

"Semua orang di sana mungkin melakukan hal yang sama. Makanya, kota Xian Shanxi yang biasanya ramai sekali, mendadak jadi sepi. Jalan-jalan jadi lengang. Padahal jarak kotanya dengan Wuhan itu lumayan jauh, mungkin setara dengan Situbondo ke Jakarta," tandas alumnus SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo itu.

Karena itu, Taufik pun langsung lega dan gembira bukan kepalang begitu mendapat kesempatan untuk pulang ke Situbondo. Namun perasaan lega itu sempat berubah was-was, ketika dirinya harus menjalani pemeriksaan kesehatan di Bandara. Rasa haru campur senang baru kembali mewarnai perasannya, saat dia dinyatakan lolos atau sehat dalam pemeriksaan di bandara tersebut.

"Karena kalau dinyatakan tidak sehat, maka akan diisolasi. Tidak bisa melanjutkan perjalanan. Selama ini sudah tiga kali saya dites kesehatan. Pertama di kampus, terus di Bandara China dan Bandara Bangkok. Alhamdulillah saya dinyatakan sehat," ujar Taufik didampingi pamannya, Syamsul Arifin.

Taufik menuturkan, dirinya belum bisa memastikan hingga kapan akan berada di Indonesia. Sebab sejak mewabahnya virus Corona, pihak kampus tempatnya kuliah tidak membatasi masa liburan. Karena itu, Taufik berharap melalui Pemkab Situbondo, agar lebih intensif mendorong pemerintah provinsi dan pusat untuk membantu pemulangan para mahasiswa Indonesia, yang saat ini masih berada di China.

"Untuk kembali ke China, saya masih menunggu pengumuman lebih lanjut dari kampus. Belum tahu sampai kapan, mungkin saja menunggu sampai China dinyatakan aman atau steril dari wabah virus Corona ini," pungkas Taufik.

Simak Video "249 WNI Segera Dipulangkan dari Wuhan, Kemenkes Siapkan 'Sambutan'"

[Gambas:Video 20detik] (iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.