Sejumlah WNI yang berada di China ikut terdampak wabah virus corona. Salah satunya, mahasiswi asal Bekasi, Husnia (22) yang terjebak di pusat wabah virus Corona, di Wuhan, China. Wabah virus Corona membuat Husnia cemas. Husnia berharap dia dan teman-temannya dari Indonesia yang tinggal di asrama bisa segera pulang.
Dalam sambungan video call dengan detikcom, Kamis (30/1/2020), Husnia menceritakan kondisinya bersama teman-temannya di asrama dalam kondisi sehat. Salah satu hal yang dikeluhkan Husnia saat ini harga beberapa kebutuhan bahan pokok melambung tinggi. Bahkan bisa 3 kali lipat dari harga normal.
"Beli sayur itu kalau dirupiahkan bisa Rp 200 ribu. Normalnya kira-kira Rp 60 ribu," kata Husnia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain sayur, harga buah-buahan juga melejit. Husnia dan kawan-kawannya telah menyimpan beras dalam jumlah banyak sehingga tak menjadi masalah untuk makanan pokoknya.
Untuk makan sehari-hari, Husnia memilih memasak sendiri. Jaminan kebersihan menjadi alasan utamanya. Kepada detikcom, Husnia juga memperlihatkan aktivitasnya dengan mahasiswa lainnya. Husnia dan beberapa temannya menempuh studi di Central China Normal University (CCNU).
Husnia bercerita, ia sehari-hari memakai masker meski sedang berada di asrama. Hal itu ia lakukan sebagai langkah antisipasi dari ancaman virus Corona.
Masa belajarnya di CCNU telah usai sejak pertengahan Januari lalu. Ia juga telah membeli tiket pulang ke Indonesia untuk 2 Februari. Sayangnya, keinginannya untuk segera pulang ke Indonesia belum bisa terwujud dalam waktu dekat ini. Pemerintah China membatasi akses keluar-masuk penduduk dari dan ke Wuhan.
"Dibatalkan itu, sudah di-refund 3 hari yang lalu itu, sudah di-cancel itu. Terpaksa harus kami refund karena kita cuma bisa menunggu hasil dari KBRI Beijing dan juga kementerian Luar Negeri, jadi kita cuma bisa menunggu dan menunggu aja sih, Mas," tutur Husnia.
Husnia berharap pemerintah bertindak cepat untuk memulangkan dia dan kawan-kawannya. "Harapannya kita tidak mau apapun selain pulang ke Indonesia, dengan sehat," lanjut Husnia.
Kondisi ini membuat ayahanda Husnia, Sujak (67) waswas. Ia khawatir putrinya terjangkit virus Corona.
"Ya tetap waswas, takutnya ya itu kalau kena virus takutnya, (virus) ganas," ujar Sujak ketika ditemui di kediamannya di Desa Kalijaya, RT 2 RW 6, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Kamis (30/1/2020).
Sujak memastikan anaknya saat ini dalam kondisi sehat. Untuk mengurangi rasa waswasnya, Sujak bersama istrinya, Unaiza (59), sering melakukan video call dengan anaknya. Terkadang saat sedang video call dengan anaknya, Unaiza tak mampu menahan rindu. Ia menangis sejadi-jadinya.
"Sering nangis, setiap video call pasti nangis ibunya," tutur Sujak.
Sujak mengatakan aktivitas anaknya kini terbatas. Ke mana-mana, anaknya mesti mengenakan masker. Masa belajar 6 bulan yang telah usai membuat Husnia dan teman-temannya hanya menunggu waktu untuk bisa pulang ke Indonesia.
"Aktivitasnya cuma tidur-makan gitu, keluar udah nggak bisa. Sebenarnya nggak ada larangan, cuma kalau terlalu jauh, kalau belanja-belanja masih bisa keluar ya," lanjut Sujak.
Sujak kecewa ketika mengetahui kabar anaknya tak bisa pulang secepatnya dari Wuhan. Padahal tiket sudah dipesan. Ia pun meminta pemerintah untuk segera memulangkan Husnia dan tean-temannya.
"Harapan sebagai orang tua aja untuk secepatnya pemerintah Indonesia mengevakuasi mahasiswa yang ada di Wuhan," lanjut Sujak.
Pemerintah Kabupaten Bekasi terus melakukan upaya untuk memulangkan Husnia. Pemkab Bekasi mengklaim telah berkoordinasi dengan KBRI Beijing untuk segera memulangkan Husnia.
Baca juga: Kapan Indonesia Evakuasi WNI dari China? |
"Kita terus berkoordinasi dengan Kemenlu dan KBRI Beijing," ujar Kasubag Humas Pemkab Bekasi, Ramdhan Nurul Ikhsan, kepada detikcom, Kamis (30/1/2020).
Pemkab Bekasi belum bisa memastikan kapan kepulangan Husnia. Namun, dari kabar yang beredar, Husnia dan mahasiswa lainya dapat diizinkan pulang paling lambat 2 minggu ke depan.
"Infonya sih selama 14 hari kedepan akan dipulangkan, maka kami terus berusaha memantau kepulangan Husnia dari pemerintah maupun ke UNESA, kampusnya Husnia," kata Ramdhan.
Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja bersama sejumlah jajaran telah mengunjungi kediaman Husnia di Desa Kalijaya, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, pada Rabu (29/1) kemarin. Ia memberikan sejumlah bantuan moril kepada Husnia dan keluarga.
"Kita memberikan bantuan moril dan juga bantuan untuk keluarga dan untuk Husnia yang ada di Wuhan. Kita tau di Wuhan sekarang kondisinya harga-harga sudah naik semua. Jadi bantuan tersebut bisa meringankan dan dapat membantu Husnia," sebut Ramdhan.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memberikan bantuan kepada WNI akibat dampak virus Corona yang mewabah di China. Kemenlu memberikan bantuan uang tunai untuk membeli logistik.
"Jadi kondisinya di Wuhan saat ini suplai logistik masih tersedia di toko-toko setempat, tapi memang harganya sudah mulai meningkat. Demi kecepatan dan efektivitas, maka KBRI memberikan bantuan keuangan sejumlah sekitar nilai rupiahnya Rp 133.280.000 agar bisa segera diterima oleh mahasiswa dan kemudian bisa dibelanjakan untuk membeli barang-barang di toko setempat," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Judha Nugraha di Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon, Jakarta Pusat, Rabu (29/1/2020).