Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat menyelamatkan tiga jenis satwa liar, yakni ular piton, kobra Jawa, dan viper hijau atau bangkai laut. Satwa liar itu ditemukan di permukiman warga yang ditangkap petugas Damkar Kota Cirebon, Jawa Barat.
Menurut pengamatan petugas BBKSDA Jabar, ular piton atau Reticulatus python itu memiliki panjang sekitar 2,5 meter, kobra Jawa atau Naja sputatrix memiliki panjang sekitar 1 meter, dan viper hijau atau Trimeresurus albolabris panjang hanya 40 sentimeter.
Petugas Polisi Hutan (Polhut) KSDA XXII Cirebon BBKSDA Jabar Ade Kurniadi Karim mengatakan tiga satwa liar tersebut akan dilepasliarkan di habitatnya. Lokasi tersebut antara lain Gunung Tampomas dan Ciremai, yang berada di Jabar. Namun, sebelum pelepasliaran, satwa liar tersebut menjalani rehabilitasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang ini bukan satwa dilindungi, tapi satwa liar. Kalau tadinya dari masyarakat atau ternak mungkin berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk dilepasliarkan, karena kita melihat sifat liarnya dulu. Kalau ini mungkin beberapa hari," ucap Ade di kantor Damkar Kota Cirebon, Jabar, Kamis (30/1/2020).
![]() |
Ade mengatakan, dari tiga jenis hewan itu, dua di antaranya merupakan satwa mematikan karena memiliki bisa yang berbahaya, yaitu kobra Jawa dan viper hijau. Ade mengaku dalam sepakan pihaknya sering menerima laporan adanya satwa liar, seperti ular, yang masuk ke permukiman warga.
"Satu pekan itu selalu ada laporan, bisa satu sampai tiga laporan. Paling banyak memang di wilayah resor Cirebon," katanya.
Di tempat yang sama, Komandan Kompi Damkar Kota Cirebon Akhirudin mengatakan penangkapan tiga satwa liar itu dilakukan di tiga lokasi berbeda sepanjang Januari ini. Akhirudin mengaku kerap mendapat laporan dari warga terkait penemuan satwa liar.
"Sebelumnya, kami sering melepasliarkan sendiri, tapi satwa-satwa ini balik lagi ke permukiman. Untuk itu, kami bekerja sama dengan BBKSDA untuk melepasliarkannya," kata Akhirudin.
Simak Video "Keseruan Memelihara Reptil di Dalam Rumah"
Komunitas Reptile Kuningan menilai fenomena masuknya satwa liar, seperti ular berbisa, ke permukiman warga disebabkan oleh berkurangnya predator yang memangsa ular, seperti elang Jawa, burung hantu, dan musang.
"Fenomena ini (satwa liar masuk permukiman) bukan karena musim, tapi karena berkurangnya populasi pemangsa ular," kata anggota Komunitas Reptile Kuningan Dede Juliansah setelah mengevakuasi satwa liar di kantor Damkar Kota Cirebon.
![]() |
Dede menjelaskan akhir-akhir ini komunitasnya sering dilibatkan untuk menangkap ular atau reptil lainnya di permukiman warga bersama BBKSDA Jabar. "Hampir setiap hari ada laporan. Ya bukan di Kuningan saja," ucapnya.
Dede mengimbau warga untuk berhati-hati ketika menemukan ular berbisa, seperti kobra Jawa dan viper hijau. Sebab, lanjut dia, dua jenis ular tersebut terbilang mematikan.
"Jangan buat ular merasa terancam. Biarkan saja ketika lagi tenang, kemudian segera melapor ke petugas rescue," ujar Dede.