Geliat Pilkada 2020 di Kota Samarinda kian terasa. PDIP, partai pemenang, menegaskan tak akan memberikan dukungan ke Andi Harun, yang disebut-sebut sebagai calon kuat.
Andi Harun sebenarnya telah mendaftar sebagai cawalkot ke PDIP. Namun Ketua PDIP Samarinda Siswadi menyatakan tak akan mendukung Harun karena dinilai tak sabar.
"Sulit rasanya untuk PDIP memberikan surat rekomendasi calon wali kota Samarinda untuk Andi Harun. Andi Harun tidak sabar, padahal untuk jadi pemenang harus sabar," kata Siswadi kepada wartawan di Samarinda, Rabu (29/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siswadi menuturkan saat ini partainya masih menimbang-nimbang bakal calon yang pantas mendapat rekomendasi. Semula, penilaian PDIP cukup baik untuk Andi Harun. Namun, menurut Siswadi, semua batal lantaran PDIP tidak bisa menerima sikap Andi Harun yang lebih dulu memilih pasangannya.
"Kalau sudah memilih pasangan itu namanya selangkah mendahului kami. Kami sulit menerima itu, kalau mau ya sabar, ikuti alurnya," katanya.
Dijelaskan Siswadi, pasangan pilihan Andi Harun, Rusmadi Wongso, dulu pernah diusung PDIP pada Pilgub Kaltim 2017 berpasangan dengan Ketua PDIP Kaltim saat ini, Safaruddin. Namun, keduanya kalah menghadapi pasangan Isran Noor dan Hadi Mulyadi. Namun Siswadi dengan tegas menyatakan Rusmadi bukan kader PDIP.
"Rismadi bukan kader PDIP. Dulu memang kita calonkan, tapi dia bukan kader," tegasnya.
Siswadi menyayangkan sikap Andi Harun yang dinilai terlalu maju. Menurutnya, akan sayang melewatkan dukungan dari PDIP.
"PDIP pemenang Pemilu lho, tentunya harus ikuti aturan. Kalau tidak ya sulit bagi PDIP memberi rekomendasi," ujarnya.
Saat ini, ada 12 orang yang telah mendaftar penjaringan bakal calon wali kota melalui PDIP. Siswadi sendiri mengaku dirinya juga ikut mendaftar penjaringan. Meski demikian, dia mengaku hanya sebagai gawang. Dia hanya menjalankan mandat dari PDIP.
"Sudah banyak yang daftar, saya juga daftar tapi di akhir-akhir. Ya saya daftar karena mandat. Kalau ada mandat tapi tidak daftar, saya salah namanya," jelasnya.
Nantinya, jika namanya tidak keluar sebagai penerima rekomendasi, Siswadi tidak berkecil hati. Sebab, dia hanya bergerak sesuai mandat. Apa pun perintah partai, dia akan melakukannya dengan cepat.
"Siapa pun yang dipilih akan saya kawal, saya siap 24 jam. Kalau saya tidak dipilih, tidak masalah. Karena ini mandat PDIP," pungkasnya.
(tor/tor)