Bantul -
Pemilik Putro Moelyono Drumband, Wahyu Agung Santoso (35), awalnya tak tahu seragam yang dibikinnya akan dipakai untuk Keraton Agung Sejagat. Saat tahu baju-baju yang diproduksinya viral di media sosial, Wahyu mengaku kaget sekaligus senang.
"Saya diberi tahu teman saya hari Senin (13/1) itu, terus saya lihat TV kok ternyata seragamnya dipakai seperti itu (seragam Keraton Agung Sejagat)," katanya saat ditemui di kediamannya, Dusun Sonosewu, Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Rabu (29/1/2020).
Meski begitu, ia tidak mempermasalahkan penggunaan seragam hasil produksinya itu sebagai identitas Keraton Agung Sejagat. Namun pria yang akrab disapa Koko itu juga sempat kaget dengan penangkapan Toto dan Fanni oleh Polda Jateng terkait kasus penipuan dengan kedok pendirian Keraton Agung Sejagat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya kalau perasaannya kaget-kaget senang saya, Mas," ucapnya.
Terlepas dari kasus hukum Keraton Agung Sejagat, ia mengaku seragam hasil produksi Putro Moelyono Drumband yang viral menjadi berkah tersendiri. Sebab, banyak orang yang datang ke rumahnya untuk berswafoto dengan seragam tersebut.
"Tapi ya dengan viralnya itu (baju produksinya untuk seragam) banyak yang ke sini untuk foto-foto dengan seragam itu," katanya.
Koko menjelaskan pemesanan ratusan seragam Keraton Agung Sejagat itu berawal saat Fanni menghubunginya via telepon dan WhatsApp pada November 2019.
"Pertama itu Fanni telepon saya, bisa tidak membuatkan seragam, saya jawab bisa dan bulan November 2019 itu dia (Fanni) datang ke sini," katanya.
Menurut Koko, Fanni menghubunginya karena dia juga mempromosikan usaha miliknya melalui medsos dan website. Setelah pesanannya disanggupi, Fanni datang untuk menunjukkan desain seragam pesanannya kepada Koko.
"Pas datang itu Fanni bawa gambar desain (baju asal negara) Brunei Darussalam, terus saya modifikasi," ujar Koko.
"Saya tidak sempat tanya ke dia (Fanni) seragam ini untuk apa. Karena saya kira untuk drumband atau kegiatan kebudayaan itu, kan rata-rata yang buat ke sini untuk itu," imbuhnya.
Menurutnya, setelah bertemu, Fanni memesan 297 setel seragam dan 5 setel seragam khusus untuk raja, ratu, dan anak. Seragam-seragam itu berwarna hitam dengan beragam aksesori yang didominasi warna kuning dan merah.
"Jadi total pemesanan Fanni itu sekitar 300 setel. Terus untuk yang 297 seragam itu pakai bahan jas. Tapi kalau yang 5 setel itu dia (Fanni) bawa bahan sendiri, lebih mahal itu bahannya," katanya.
Setelah mencapai persetujuan, Fanni lalu membayar Rp 1 juta sebagai tanda jadi. Selanjutnya, Koko dan karyawannya mulai mengerjakan pesanan seragam tersebut.
"Pengerjaannya mulai November sampai 6 Januari, lembur terus itu karena pesanannya kan banyak juga," ucapnya.
Simak Video "Terungkap! Di Sini Seragam Keraton Agung Sejagat Dibuat"
[Gambas:Video 20detik]
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini