Semarang -
Nama relawan Ardian Kurniawan Santoso ramai dibicarakan setelah aksinya menolong Sukiyah (50), yang bertahun-tahun hidup sendiri di rumahnya di Getasan, Kabupaten Semarang. Ketulusan hatinya sebagai relawan ternyata merupakan buah kegetiran masa lalu mengarungi kehidupan.
Keterlibatannya di dunia relawan adalah karena 'kecelakaan'. Dalam kondisi terpuruk setelah keluar-masuk penjara, dia mencari pekerjaan untuk menghidupi dirinya. Dia mengira, sebagai relawan, akan mendapat gaji layaknya bekerja di sebuah perusahaan.
Pada 2014, Ardian terlibat dalam kasus penggelapan 7,5 ton beras yang sedang diangkutnya sebagai sopir truk. Atas tindakannya itu, dia mendekam 2 tahun di Lapas Kelas II-B Jember.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Ardian masih mengulangi kejahatan lagi dengan membobol sebuah toko kelontong. Untuk kasus kedua, dia divonis hukuman 1 tahun 4 bulan. Semula dikurung di Rutan Salatiga, namun kemudian dipindah ke Rutan Boyolali karena pelanggaran perkelahian.
Selepas dari hukuman, keluarganya berantakan. Ardian bergabung dengan kehidupan jalanan. Berbaur dengan pengemis dan gelandangan yang serba-kekurangan. "Saya mulai berpikir, andai saya kaya dan bisa memberi mereka, betapa bahagianya mereka," imbuh pria kelahiran 10 Juli 1987 itu.
Pada saat sedang dalam kondisi terpuruk, dia mendapat kabar bahwa anaknya merengek minta dibelikan motor. Saat dia kesulitan mencari uang dan keinginan memenuhi harapan anak, sempat tebersit di benaknya untuk mengambil jalan pintas dengan mencuri.
Namun Ardian ingin membuat anaknya bangga pada sosok ayah kandungnya. "Saya bingung bagaimana cara mendapat motor. Kepikiran mau maling, tapi saya kasihkan anak saya, tidak tega," katanya.
[Gambas:Video 20detik]
Suatu ketika, dia mendapat informasi tentang kerja sebagai relawan. Dia ikut mendaftar, namun dia tak segera dipanggil untuk segera bekerja. Akhirnya dia berangkat ke Bali untuk mencari pekerjaan.
Meski sudah bekerja dan mendapat gaji di Bali, keinginan Ardian bergabung dengan relawan.id masih ada. Tujuh bulan setelah mendaftar, akhirnya ada panggilan dari relawan.id dan Ardian memilih keluar dari Bali.
"Gambarannya saya bisa kerja di kantoran, maka saya keluar dari kerjaan di Bali. Ternyata suruh bagi-bagi nasi, bangun rumah. Bayarannya
gimana? Ternyata nggak gajian. Tapi aku senang, ingat lagi pas hidup di jalan, waktu itu aku bilang kalau ada uang, bagi-bagi ke mereka (pengemis), jadi ya saya tekuni," jelasnya.
Untuk mendapat penghasilan, ia membeli empat motor untuk disewakan. Kegiatan relawannya terus dilakukan termasuk bergabung dengan relawan di Salatiga. Dia juga bergabung menjadi relawan di Palu saat terjadi gempa dan tsunami.
Kegiatan kemanusiaan terus dilakukan Ardian hingga kemudian ia menjadi relawan nasional dan menjadi sopir foodtruck ACT untuk berkeliling Indonesia membagikan 1.000 bungkus nasi setiap hari.
"Saya juga punya ambulans dari hasil jual motor saya yang dua. Sekarang masih dipinjam di Solo," katanya.
Nama Ardian mencuat setelah aksinya menolong Sukiyah (50) viral. Sukiyah merupakan perempuan buta yang hidup sebatang kara. Kondisinya mengenaskan dengan rambut gimbal 1,5 meter dan sudah jadi sarang tikus.
Ardian dengan sabar memotong rambut Sukiyah dan membawanya ke Rumah Pemulihan Efata. ACT juga akan memperbaiki rumah Sukiyah serta menggalang dana.
Ardian Diajak Umrah
Saat Ardian menemani detikcom ke rumah Sukiyah di Dusun Karangombo, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, tiba-tiba ia melompat kegirangan setelah ditelepon seseorang.
"Alhamdulillah, ada donatur mau memberangkatkan ibu saya umrah," teriak Ardian sembari memeluk semua orang di sana.
Ardian bersama Sukiyah (Angling Adhitya Purbaya/detikcom) |
Memberangkatkan umrah sang ibu menjadi salah satu mimpi terbesarnya. Sebenarnya, sebelum namanya viral, ada yang memberikan hadiah umrah untuknya. Ardian kemudian berusaha mengalihkan kepada ibunya, tapi ternyata tidak bisa.
"Alhamdulillah bisa berangkat bareng ibu," kata Ardian tidak henti-hentinya bersyukur.
Satu per satu keinginan Ardian terwujud berkat keihklasannya membatu sesama. Ia juga punya tagar yang disematkan di media sosialnya, yaitu #memanusiakanmanusia.
Ardian juga berencana menularkan virus kebaikan menolong sesama lewat media sosial karena follower di Facebook, Instagram, hingga YouTube-nya meningkat pesat.
"Mau coba bikin konten memanusiakan manusia. YouTube itu tadinya subscriber-nya cuma 29, itu temen sendiri, sekarang sudah 1.700, ha-ha-ha.... YouTube-nya Ardian Bagoes," kata Ardian.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini