Sejumlah orang tua siswa kelas tiga SDN Benteng 3 Kota Sukabumi mendatangi sekolah dan mencari seorang oknum guru yang mengajar di sekolah tersebut. Oknum guru itu diduga memukul anak mereka menggunakan buku LKS.
Para orang tua itu didampingi anggota DPRD Kota Sukabumi Tatan Kustandi, Selasa (28/1/2020). Terlihat hadir dalam mediasi itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Sukabumi Dudi Fathul Jawad dan Sekretaris Disdik Kota Sukabumi Moh Hasan Asari.
Tiba di sekolah, mereka sempat beradu argumen dengan oknum guru berinisial EP tersebut. EP yang merupakan wali murid kelas 3 itu mengaku apa yang dilakukannya itu hanya sebatas mendisiplinkan anak-anak karena saat ia masuk ke dalam kelas situasi anak-anak tidak terkendali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dapat kabar dari teman-teman anak saya, katanya anak saya dipukul sama pak EP kemarin. Saya kesal lalu rencananya tadi mau ke sini sama orang tua siswa yang lain, tapi ditahan sama pak dewan katanya perwakilan saja," kata Dadan Sugiarto, salah satu ortu siswa.
Menurut Dadan, hal biasa anak-anak bercanda di dalam kelas apalagi baru anak kelas tiga. "Cuma caranya guru itu sudah keterlaluan saja, pengakuan anak saya dia dipukul pakai buku LKS yang tebal. Masalahnya anak saya kan perempuan, dia bercerita di jajarkan lalu dipukulin satu-satu, ada beberapa anak yang kena gampar," tutur Dadan.
Simak Video "Sidang Kasus Ambruknya Gedung SDN Gentong Tanpa Pengacara"
Ia menyebut putrinya sempat enggan masuk sekolah. Setelah ditenangkan, anaknya itu mau ikut belajar hari ini. "Saya bujuk, supaya sekolah. Urusan itu saya yang tanyakan langsung ke gurunya," ujar Dadan.
Sementara itu, EP mengaku apa yang dilakukannya bagian dari mendisiplinkan siswa agar menuruti perintah guru. "Situasi anak-anak ada yang lari-lari, naik meja. Kemudian saya ingatkan, saya nyuruh kalian belajar bukan eleg (bercanda). Lalu saya ambil LKS saya beginikan ke leher dekat ke rahang, cepret-cepret sadayana (semuanya)," kata EP dalam pengakuannya kepada orang tua siswa.
Setelah itu EP mengaku saat itu kembali mengatakan ke siswa kelas 3 agar menuruti perintah guru. "Saya bilang ke mereka kalian enggak sayang orang tua," ujar EP yang mengatakan hanya 8 anak yang ia hukum saat itu.
Namun pembicaraan EP dipotong, Tatan yang mendampingi orang tua siswa menganggap apa yang dilakukan EP di luar kewajaran. "Guru itu digugu dan ditiru, anda tidak memberikan contoh yang baik sebagai seorang guru," kata Tatan.